Polri Minta Dukcapil Cari Orang yang Mirip Sketsa Peneror Novel Baswedan

Penyiraman air keras ke penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, masih bebas berkeliaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2018, 15:03 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 15:03 WIB
Menuju Rumah, Novel Baswedan Dikawal Ketat
Penyidik KPK, Novel Baswedan (jas hitam) berjalan menuju kediaman di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (22/2). Novel kembali dalam proses pemulihan sambil menunggu jadwal operasi tahap kedua. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Penyiram air keras ke wajah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, masih bebas berkeliaran. Meskipun, kepolisian sudah membuat beberapa sketsa wajah orang tersebut.

Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan, pihaknya sudah meminta kembali kepada Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) untuk mencari orang yang mirip dengan sketsa tersebut.

"Dukcapil sudah (kerja sama), dan bahkan kita minta lagi," kata Iqbal di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Rabu (11/4/2018).

Mantan Kapolrestabes Surabaya ini mengungkapkan penyidik masih merangkai petunjuk atas kasus itu. Dia juga mengaku, penyidik telah melakukan beberapa kali olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Kita masih kejar itu, kita masih melakukan proses scientifict investigation beberapa keterangan petunjuk yang ada, TKP itu hampir berulang-ulang kita lakukan proses penguatan olah TKP, karena TKP itu awal dari pengungkapan kasus," ujar Iqbal.

Selain itu, dia menuturkan penyidik telah mendata toko-toko yang menjual bahan yang disiram kepada Novel Baswedan.

"Ada ratusan tokoh kimia sudah kita datangi dan lain-lain banyak, CCTV bahkan kita sudah minta Australian Federal Police untuk ikut membantu kita untuk ungkap kasus ini. Artinya apa Polda Metro Jaya sudah bekerja sangat keras dan cukup maju," kata Iqbal.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Ciri-Ciri Terduga Pelaku

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pada 31 Juli 2018 lalu, memaparkan sketsa diduga pelaku penyiraman. Menurut dia, sketsa itu belum di-publish karena baru jadi dua hari lalu.

"Ini baru dua hari lalu, belum di-publish. Kalau ada di media lain saya tidak tahu," ucap Tito dalam jumpa pers usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin 31 Juli.

Tito menjelaskan, sketsa itu berhasil dibuat berdasarkan keterangan dari salah seorang saksi kunci yang meminta identitasnya dirahasiakan. Saksi kunci itu memberi informasi saat subuh, sebelum peristiwa penyiraman terjadi, ada orang tak dikenal berdiri di dekat masjid.

Sosok orang itu sangat mencurigakan. Orang itu diduga merupakan pengendara sepeda motor yang membonceng pelaku penyerangan terhadap Novel.

"Ada saksi cukup penting tapi dia enggak mau disebutkan identitas demi keamanan, dia lihat ada orang berdiri di dekat masjid dan sosoknya mencurigakan. Dia diduga pengendara sepeda motor, sepeda motor penyerang Novel," kata Tito.

Dari keterangan saksi tersebut, pihaknya lantas bekerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan AFP, kepolisian Australia, untuk membuat sketsa foto pelaku. Alhasil, sketsa orang yang diduga sebagai pengendara sepeda motor penyerang Novel itu berhasil dibuat.

"Ini ada di dekat masjid dan kita duga dia adalah pengendara sepeda motor," ujar Tito.

Kapolri mengatakan ciri-ciri pelaku tersebut yakni memiliki tinggi badan antara 167 cm hingga 170 cm, berwarna kulit agak hitam, berambut keriting, dan memiliki badan cukup ramping.

"Ini agak beda dengan empat orang yang sudah diperiksa sebelumnya. H dan M ada di sebelah rumah Novel sebelum kejadian tapi ciri-cirinya sangat beda tinggi badannya enggak ada yang 167-170 cm," kata Tito.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya