Sejarah Baru, Panglima TNI Kirim Tentara Wanita Ikut Sesko

Langkah Panglima TNI ini merupakan yang pertama kali terjadi di tubuh angkatan bersenjata.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 25 Apr 2018, 11:11 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2018, 11:11 WIB
Marsekal Hadi Tjahjanto Resmi Dilantik Jadi Panglima TNI
Marsekal Hadi Tjahjanto tersenyum jelang mengikuti upacara pengambilan sumpah dan pelantikan sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12). Hadi Tjahjanto mengantikan Gatot Nurmantyo. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mencetak sejarah baru. Ia mengirim anggota TNI wanita dari tiga matra untuk ikut pendidikan Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia atau (Sesko TNI).

"Jadi, kita lakukan satu apresiasi untuk wanita Indonesia, khususnya di wanita TNI mulai tahun ini kita ikutkan mereka dari matra darat, laut, dan udara dalam pendidikan tertinggi, yaitu Sesko TNI," kata Panglima Hadi dalam Apel Hari Kartini di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Menurut jenderal bintang empat ini, langkah tersebut adalah yang pertama dalam sejarah militer Indonesia. Hadi ingin membuktikan bahwa peran wanita di tubuh TNI akan setara.

"Ya, jadi hampir selama ini mulai adanya Republik ini, belum pernah (korps wanita TNI) mengikuti pendidikan Sesko TNI. Ini bukti bahwa peran wanita juga sama dengan peran pria," dia memungkasi.

Pengiriman pertama tiga wanita TNI ke Sesko TNI sudah dilakukan pada 24 April 2018 di Bandung, Jawa Barat. Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia atau (Sesko TNI) adalah Lembaga Pendidikan tertinggi TNI. Visinya membentuk Perwira TNI yang andal, profesional dan proporsional.


Temui Ulama

Tito Karnavian Dianugerahi Bintang Kartika Eka Paksi Utama TNI AD
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin upacara penganugerahan Bintang Kartika Eka Paksi Utama dari TNI AD di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (14/3). Kapolri Jenderal Tito Karnavian menerima anugerah tanda kehormatan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian menemui sejumlah ulama di Jawa Barat. Pertemuan itu sebagai upaya memperkuat soliditas kebangsaan di tahun politik.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW), Hery Haryanto Azumi, yang mendampingi rombongan Panglima TNI dan Kapolri.

"Salah satu poin penting yang dibahas dalam pertemuan Panglima, Kapolri, dan ulama terkait upaya memperkuat soliditas kebangsaan di tahun politik," kata Hery Haryanto Azumi dalam keterangannya, Minggu (22/4/2018).

Menurut Hery, tiga elemen bangsa itu membuat kesepahaman sebagai bentuk soliditas dan sinergitas membangun bangsa melalui tugasnya masing-masing.

"TNI, Polri dan ulama sinergi membangun bangsa. Semua elemen ini punya tugas masing-masing. Forum silaturrahim itu tentu untuk membangun kesepahaman," ucapnya.

Pengasuh Pesantren Benda Kerep Cirebon, KH Miftah, mengungkapkan sinergitas antara umara dengan ulama bukan hal baru. Ulama terdahulu baik sebelum maupun pasca-kemerdekaan telah melakukan hal yang sama.

"Ulama punya tanggung jawab menjaga Tanah Air. Ulama mencintai Tanah Air (hubbul wathon)," kata KH. Miftah.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya