Mensos Pastikan Yogyakarta Aman Usai Letusan Freatik Merapi

Mensos Idrus mengapresiasi kesiapsiagaan masyarakat Yogyakarta menghadapi letusan freatik Merapi.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2018, 03:12 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2018, 03:12 WIB
Menteri Sosial Idrus Marham (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)
Menteri Sosial Idrus Marham (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)

Liputan6.com, Jakarta - Usai letusan freatik Gunung Merapi, Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham mengunjungi Bunker Kaliadem yang berjarak sekitar 4 kilometer dari Puncak Gunung Merapi.

Dalam kunjungan ini, Mensos memastikan bahwa kondisi Yogyakarta usai letusan freatik Gunung Merapi aman. Mensos juga sempat berfoto bersama sejumlah wisatawan yang mengunjungi Bunker Kaliadem.

"Sekali lagi saya pastikan Yogya aman, Sleman aman. Secara psikologis saya datang ini ingin menyampaikan siap, aman," ujar Idrus, Sabtu (22/5/2018) seperti dilansir Antara.

Idrus mengapresiasi kesiapsiagaan masyarakat Yogyakarta saat terjadi bencana. Masyarakat Yogya, lanjut Mensos, mampu merespons bencana alam dengan cepat dan gotong royong.

"Saya melihat cara kerja masyarakat di sini tidak perlu ada arahan lagi karena pasti dengan pengalaman yang ada. Kalau ada apa-apa secara otomatis bekerja. Tidak perlu menunggu perintah dari Bupati, Kapolres. Masyarakat langsung bergerak bersama gotong-royong," urai Idrus.

Dia juga mengapresiasi yang dilakukan masyarakat Sleman saat terjadi letusan freatik Merapi. Menurut Mensos, masyarakat Sleman telah siap siaga dan melakukan hal yang tepat saat bencana terjadi. "Saya lihat di sini masyarakat bekerja spontan. Bergotong royong dan bersama-sama. Ini sangat luar biasa," ujar Idrus.

 

Saksikan video Pilihan di Bawah Ini:

Penanganan Bencana

merapi
Letusan Freatik yang sempat direkam dari jarak beberapa ratus meter, tepatnya di Pasar Bubrah. (foto: Liputan6.com/alpend'90/edhie prayitno ige)

Idrus menilai apa yang dilakukan masyarakat saat terjadi bencana di Sleman semestinya ditularkan ke daerah lainnya. Karena Indonesia sendiri merupakan negara yang rawan bencana dan sewaktu-waktu bisa terjadi bencana di daerah.

"Ada banyak bencana di Indonesia setiap tahunnya. Ada 2.163 bencana dengan 264 korban jiwa pada 2017. Sementara itu, telah ada 946 kali bencana dengan 101 korban hingga awal Mei 2018," ungkap Idrus.

Idrus menjelaskan, apa yang telah dilakukan baik oleh relawan maupun masyarakat di Sleman bisa dijadikan pembelajaran bagi masyarakat di daerah lainnya. Dia juga menganggap apa yang dilakukan oleh masyarakat di Sleman sangat kreatif saat terjadi bencana di wilayahnya

"Ini harus ditularkan ke daerah lainnya. Kita harus siap. Manusia tugasnya usaha dan antisipasi. Tetapi pemerintah harus siap," urai Idrus yang didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo dan Kapolres Sleman AKBP M Firman Lukmanul Hakim.

Menurut Idrus, penanganan bencana tak bisa sendiri-sendiri. Berbagai lembaga pemerintahan yang bertugas dalam penanganan bencana harus bekerja sama.

"Penanganan bencana harus terpadu. BNPB, BPBD, Kemensos, harus keroyokan. Tidak boleh ada yang berpangku tangan," tutup Idrus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya