Tahun 2018 Kementerian PUPR Targetkan Bangun 174 Jembatan dan 18 Flyover dan Underpass

Tahun 2015-2017 telah dibangun 40 underpass/flyover dengan total panjang 11.325 meter. Tahun 2018 akan dibangun 18 buah underpass/flyover dengan total panjang 2.691 meter.

oleh nofie tessar diperbarui 17 Mei 2018, 23:47 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2018, 23:47 WIB
Tahun 2018 Kementerian PUPR Targetkan Bangun 174 Jembatan dan 18 Flyover dan Underpass
Tahun 2015-2017 telah dibangun 40 underpass/flyover dengan total panjang 11.325 meter. Tahun 2018 akan dibangun 18 buah underpass/flyover dengan total panjang 2.691 meter.

Liputan6.com, Jakarta Dalam periode 2015-2017, Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 356 buah jembatan diberbagai wilayah di Indonesia dengan total panjang 22.809 meter. Tahun 2018, pembangunan jembatan sebanyak 174 buah dengan total panjang 13.639 meter.

Selain jembatan juga dibangun flyover dan underpass, yang tujuan utamanya untuk mengurai kemacetan di kawasan perkotaan. Tahun 2015-2017 telah dibangun 40 underpass/flyover dengan total panjang 11.325 meter. Tahun 2018 akan dibangun 18 buah underpass/flyover dengan total panjang 2.691 meter.

“Kehadiran infrastruktur jembatan, flyover dan underpass disamping memperlancar arus lalu lintas juga perlu dibuat indah dengan memasukan elemen budaya lokal sehingga bisa menjadi kebanggaan masyarakat dan menambah estetika kota,” jelas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.

Beberapa jembatan bentang telah selesai yakni Jembatan Merah Putih yang kini menjadi ikon baru pariwisata Kota Ambon, Maluku berdiri megah membentang diatas Teluk Dalam Pulau Ambon. Jembatan ini menghubungkan Desa Rumah Tiga, Kecamatan Sirimau disisi utara dan Desa Hatige Kecil/Galala, Kecamatan Teluk Ambon di sisi selatan. Jembatan yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 4 April 2016 mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari Kota Ambon menuju Bandara Pattimura dan sebaliknya. Biaya pembangunan Jembatan Merah Putih sebesar Rp 772,9 miliar.

Jembatan lainnya yang menjadi ikon dan signifikan meningkatkan konektivitas antar wilayah adalah Jembatan Tayan. Jembatan sepanjang 1.440 meter melintasi Sungai Kapuas di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Jembatan ini diresmikan Presiden Jokowi pada 22 Maret 2016 dan menghubungkan ruas jalan lintas selatan Kalimantan yang sebelumnya belum tersambung, dimana warga harus naik kapal untuk menyeberangi Sungai Kapuas dengan tarif sebesar Rp 200 ribu per penyeberangan. Dengan arsitektur yang indah ditambah lampu, jembatan ini menjadi primadona wisata baru di Kalimantan Barat. Biaya pembangunan jembatan sebesar Rp 740 miliar.

Jembatan lainnya yang telah rampung yakni Jembatan Grindulu di Pacitan, Jembatan Petuk di Kupang, Jembatan Soekarno di Manado. Sedangkan ditargetkan rampung tahun 2018 yakni Jembatan Siak 2 di Pekanbaru, Jembatan Musi IV di Palembang, Jembatan Wear Arafura di Pulau Yamdena, Maluku, Jembatan Holtekamp di Jayapura dan Jembatan Landak di Pontianak. Untuk Jembatan Pulau Balang di Kalimantan Timur dan Jembatan Teluk Kendari di Sulawesi Tenggara ditargetkan selesai tahun 2019.

Sementara untuk flyover (FO) yang akan diresmikan tahun 2018 yakni FO Simpang Surabaya sepanjang 900 meter di Kota Banda Aceh, serta dua FO di Kota Palembang yakni FO Keramasan sepanjang 650 meter dan FO Simpang Bandara Tanjung Api-Api sepanjang 460 meter ditargetkan bisa diresmikan sebelum Asian Games XVIII sehingga mendukung kelancaran lalu lintas.

Underpass yang tengah dikerjakan Kementerian PUPR adalah Underpas Ngurah Rai di Denpasar sepanjang 543 meter. Pembangunan underpass bertujuan mengurangi kemacetan di Simpang Tugu Ngurah Rai sekaligus mendukung Denpasar sebagai tuan rumah pertemuan IMF-World Bank pada Bulan Oktober 2018. Dalam acara tersebut akan hadir sekitar 15.000 peserta yang membutuhkan kemudahan pergerakan dari satu titik ke titik lainnya. Progres konstruksinya sudah 57,31% dan ditargetkan selesai Agustus 2018 dengan biaya pembangunannya sebesar Rp 168,3 miliar.

Sementara underpass yang telah selesai dibangun diantaranya Underpass Simpang Mandai di Kota Makassar yang dibuka penggunaanya pada 18 Juni 2017. Underpass ini bermanfaat mengurangi kemacetan dengan memisahkan lalu lintas regional Makassar-Maros-Pare-Pare dengan lalu lintas yang keluar masuk Bandara Sultan Hassanudin.

 

(*)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya