Cegah Radikalisme, Menristekdikti Minta Kampus Perbaiki Kurikulum

Menristekdikti juga akan meminta rektor mendata mahasiswa, staf, serta dosen di kampusnya yang terpapar paham radikalisme.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 07 Jun 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2018, 13:00 WIB
Menristek Dikti Bersama Pimpinan Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Deklarasikan Anti Radikalisme
Menteri Ristek Dikti, Muhammad Nasir bersama para rektor perguruan tinggi dan mahasiswa berfoto bersama saat deklarasi kebangsaan melawan radikalisme di UKI, Jakarta, Selasa (19/9). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir akan memanggil rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seluruh Indonesia pada Senin 25 Juni 2018. Pemanggilan ini untuk mendalami laporan BNPT yang menyebut ada tujuh universitas negeri yang terpapar paham radikalisme.

"25 Juni nanti saya akan kumpulkan semua rektor perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia untuk menyikapi radikalisme di dalam kampus," kata Nasir di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (7/6/2018).

Nasir akan meminta para rektor untuk memperbaiki kurikulum agar paham radikal tidak mudah masuk ke lingkungan universitas. Selain itu, dia juga akan meminta rektor mendata mahasiswa, staf, serta dosen di kampusnya yang terpapar paham radikalisme.

"Rektor saya minta mendata semua pegawai, dosen, dan mahasiswa mana yang terpapar radikalisme. Sebelum ditindak, dia ditanya mau kembali lagi atau tidak ke NKRI," ujar Nasir.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Hamli membuka daftar perguruan tinggi yang terpapar paham radikalisme. Jumlahnya mencapai 7 perguruan tinggi negeri (PTN) yang berlokasi di Pulau Jawa.

Dia menjelaskan, pola penyebaran paham radikalisme yang berkembang di lingkungan lembaga pendidikan saat ini sudah berubah.

Awalnya, penyebaran paham tersebut dilakukan di lingkungan pesantren. Namun kini, kampus negeri maupun swasta menjadi sasaran baru bagi penyebar radikalisme.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hampir Semua Terkena

Awasi Kampus Dari Paham Radikalisme dan Intoleransi
Menristerk Dikti M Nasir menyebutkan ada beberapa kampus yang sedang diawasi karena telah dimasuki paham radikalisme dan intoleransi. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Data yang yang dipaparkan Direktur Pencegahan BNPT Hamli yang mengatakan hampir semua perguruan tinggi negeri (PTN) sudah terpapar paham radikalisme.

"PTN itu menurut saya sudah hampir kena semua (paham radikalisme), dari Jakarta ke Jawa Timur itu sudah hampir kena semua, tapi tebal-tipisnya bervariasi," kata Hamli dalam sebuah diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 25 Mei 2018.

Dia membeberkan, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), hingga Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB) sudah disusupi paham radikal.

Pola penyebaran paham radikalisme yang berkembang di lingkungan lembaga pendidikan saat ini sudah berubah. Awalnya, penyebaran paham tersebut dilakukan di lingkungan pesantren. Namun saat ini, kampus negeri maupun swasta menjadi sasaran baru dan empuk bagi penyebar radikalisme.

"PTN dan PTS yang banyak kena itu di fakultas eksakta dan kedokteran," ungkap Hamli.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya