Belum Berpenghuni, untuk Siapa Rusun KS Tubun Warisan Ahok-Djarot Ini?

Rusun berjumlah 524 unit kamar tipe 36 ini merupakan rusun terakhir yang dibangun di era pemerintahan Ahok-Djarot. Rencana awal akan dihuni warga yang tergusur karena banjir.

oleh Maria Flora diperbarui 11 Jul 2018, 16:58 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2018, 16:58 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari satu tahun berlalu, rumah susun KS Tubun yang memiliki tiga menara dengan 16 lantai di Jalan Raya Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat, belum juga berpenghuni.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV Rabu (11/7/2018), rusun berjumlah 524 unit kamar tipe 36 ini merupakan rusun terakhir yang dibangun di era pemerintahan Ahok-Djarot yang rencana awal dihuni warga yang tegusur karena banjir.

Di pemerintahan Anies-Sandi, rusun KS Tubun kini diperuntukan bagi warga DKI Jakarta berpenghasilan Rp 4 hingga Rp 7 juta. Rencananya, tarif yang dikenakan mencapai Rp 1,5 juta.

"Harganya kisaran Rp 2,8 juta, dengan pembahasan-pembahasan di provinsi dengan Gubernur dan Dinas Perumahan akhirnya ada kesepakatan harga itu diturunkan ," kata Kepala UPRS Jatirawasari Dwiyanti.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap, warga yang menempati rusun tepat sasaran, sehingga menciptakan peluang usaha baru.

"Begitu mereka didata salah, akhirnya malah menggerus lapangan pekerjaan yang ingin kita ciptakan di rumah susun KS Tubun," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Sejauh ini, 14 ribu warga Jakarta sudah mengantre menyewa rusun KS Tubun yang hanya berjarak 200 meter dari Stasiun Tanah Abang.

Di rusun ini terdapat pula fasilitas penunjang yang lengkap, seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), bank, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) hingga fasilitas warga disabilitas. (Muhammad Gustirha Yunas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya