Liputan6.com, Jakarta Penyakit gula kering atau yang lebih dikenal dengan diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolik yang cukup umum ditemui di masyarakat. Kondisi ini ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi akibat gangguan produksi atau fungsi insulin dalam tubuh. Mengenali ciri-ciri penyakit gula kering sejak dini sangat penting untuk penanganan yang tepat dan pencegahan komplikasi.
Pengertian Penyakit Gula Kering
Penyakit gula kering atau diabetes melitus adalah kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan glukosa (gula) dengan baik sebagai sumber energi. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada produksi atau fungsi insulin, hormon yang berperan dalam mengatur kadar gula darah.
Terdapat dua tipe utama diabetes melitus:
- Diabetes Tipe 1: Terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh tidak dapat memproduksi insulin sama sekali atau hanya dalam jumlah yang sangat sedikit.
- Diabetes Tipe 2: Merupakan jenis diabetes yang paling umum. Pada kondisi ini, tubuh masih dapat memproduksi insulin, namun sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap efeknya. Akibatnya, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan menumpuk dalam darah.
Selain kedua tipe tersebut, terdapat pula diabetes gestasional yang terjadi selama kehamilan dan biasanya akan membaik setelah melahirkan. Namun, wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Advertisement
Ciri-ciri Penyakit Gula Kering
Mengenali ciri-ciri penyakit gula kering sejak dini sangat penting untuk penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala umum yang perlu diwaspadai:
1. Sering Merasa Haus dan Buang Air Kecil
Salah satu ciri khas penyakit gula kering adalah rasa haus yang berlebihan (polidipsia) dan frekuensi buang air kecil yang meningkat (poliuria). Hal ini terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa melalui urin, yang menyebabkan dehidrasi dan memicu rasa haus.
2. Mudah Lelah dan Lemas
Penderita diabetes sering merasa kelelahan yang ekstrem dan kelemahan otot. Ini disebabkan oleh ketidakmampuan sel-sel tubuh untuk menggunakan glukosa sebagai sumber energi secara efektif.
3. Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab
Meskipun makan dalam jumlah normal atau bahkan lebih banyak, penderita diabetes dapat mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja. Hal ini terjadi karena tubuh mulai memecah jaringan otot dan lemak sebagai sumber energi alternatif.
4. Penglihatan Kabur
Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi cairan di dalam lensa mata, menyebabkan pembengkakan dan perubahan bentuk lensa. Akibatnya, penderita diabetes mungkin mengalami penglihatan yang kabur atau berubah-ubah.
5. Luka yang Sulit Sembuh
Penderita diabetes sering mengalami proses penyembuhan luka yang lebih lambat dari biasanya. Hal ini disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah dan kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tinggi.
6. Infeksi Berulang
Sistem kekebalan tubuh yang terganggu pada penderita diabetes membuat mereka lebih rentan terhadap berbagai infeksi, terutama pada kulit, gusi, saluran kemih, dan organ genital.
7. Kesemutan atau Mati Rasa
Neuropati atau kerusakan saraf akibat diabetes dapat menyebabkan sensasi kesemutan, mati rasa, atau nyeri pada tangan dan kaki.
Faktor Risiko Penyakit Gula Kering
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit gula kering antara lain:
- Riwayat keluarga dengan diabetes
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Usia di atas 45 tahun
- Kurangnya aktivitas fisik
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol tinggi
- Riwayat diabetes gestasional pada wanita
- Sindrom ovarium polikistik
- Ras atau etnis tertentu (misalnya, Afrika-Amerika, Hispanik, Asia-Amerika, dan Penduduk Asli Amerika)
Advertisement
Diagnosis Penyakit Gula Kering
Untuk mendiagnosis penyakit gula kering, dokter biasanya akan melakukan beberapa tes, antara lain:
1. Tes Gula Darah Puasa
Pasien diminta untuk berpuasa selama 8 jam sebelum pengambilan sampel darah. Hasil tes dianggap normal jika kadar gula darah puasa kurang dari 100 mg/dL. Kadar antara 100-125 mg/dL menunjukkan prediabetes, sementara kadar 126 mg/dL atau lebih menunjukkan diabetes.
2. Tes Toleransi Glukosa Oral
Pasien diminta untuk meminum larutan glukosa, kemudian kadar gula darahnya diukur setelah 2 jam. Hasil kurang dari 140 mg/dL dianggap normal, 140-199 mg/dL menunjukkan prediabetes, dan 200 mg/dL atau lebih menunjukkan diabetes.
3. Tes HbA1c
Tes ini mengukur rata-rata kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir. Hasil kurang dari 5,7% dianggap normal, 5,7-6,4% menunjukkan prediabetes, dan 6,5% atau lebih menunjukkan diabetes.
4. Tes Gula Darah Acak
Tes ini dapat dilakukan kapan saja tanpa perlu puasa. Hasil 200 mg/dL atau lebih, disertai dengan gejala diabetes, dapat menunjukkan diagnosis diabetes.
Penanganan Penyakit Gula Kering
Penanganan penyakit gula kering bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Beberapa metode penanganan meliputi:
1. Perubahan Gaya Hidup
Pola makan sehat, olahraga teratur, dan menjaga berat badan ideal merupakan langkah penting dalam mengelola diabetes. Diet yang seimbang dengan fokus pada makanan rendah gula dan karbohidrat kompleks dapat membantu mengendalikan kadar gula darah.
2. Obat-obatan
Tergantung pada tipe diabetes dan tingkat keparahannya, dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti metformin, sulfonylurea, atau obat antidiabetes lainnya. Untuk diabetes tipe 1, terapi insulin mutlak diperlukan.
3. Pemantauan Gula Darah
Pemeriksaan gula darah secara rutin sangat penting untuk memantau efektivitas pengobatan dan mendeteksi fluktuasi kadar gula darah.
4. Edukasi Pasien
Pemahaman yang baik tentang penyakit dan cara pengelolaannya sangat penting bagi penderita diabetes. Edukasi meliputi cara mengukur gula darah, mengelola diet, dan mengenali tanda-tanda komplikasi.
Advertisement
Komplikasi Penyakit Gula Kering
Jika tidak dikelola dengan baik, penyakit gula kering dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, antara lain:
1. Penyakit Kardiovaskular
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah pembuluh darah lainnya. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko aterosklerosis.
2. Nefropati Diabetik
Kerusakan pada ginjal akibat diabetes dapat menyebabkan gagal ginjal kronis. Pemeriksaan fungsi ginjal secara rutin penting untuk deteksi dini dan pencegahan kerusakan lebih lanjut.
3. Retinopati Diabetik
Diabetes dapat merusak pembuluh darah di retina, menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan. Pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk mendeteksi dan menangani masalah ini sejak dini.
4. Neuropati Diabetik
Kerusakan saraf akibat diabetes dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari mati rasa dan kesemutan hingga nyeri yang parah. Neuropati juga dapat mempengaruhi fungsi organ internal seperti pencernaan dan jantung.
5. Kaki Diabetik
Kombinasi dari neuropati dan gangguan sirkulasi dapat menyebabkan luka pada kaki yang sulit sembuh, bahkan dapat berujung pada amputasi jika tidak ditangani dengan baik.
Pencegahan Penyakit Gula Kering
Meskipun beberapa faktor risiko diabetes tidak dapat diubah (seperti genetik dan usia), banyak langkah yang dapat diambil untuk mencegah atau menunda onset diabetes tipe 2:
1. Menjaga Berat Badan Ideal
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko diabetes. Menurunkan berat badan bahkan hanya 5-10% dari berat badan awal dapat secara signifikan mengurangi risiko diabetes.
2. Olahraga Teratur
Aktivitas fisik membantu tubuh menggunakan insulin lebih efektif. Usahakan untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu dengan intensitas sedang.
3. Pola Makan Sehat
Konsumsi makanan kaya serat, rendah lemak jenuh, dan rendah gula tambahan. Perbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak.
4. Hindari Merokok
Merokok tidak hanya meningkatkan risiko diabetes, tetapi juga komplikasi terkait diabetes seperti penyakit jantung dan masalah ginjal.
5. Kelola Stres
Stres kronis dapat mempengaruhi kadar gula darah. Teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga dapat membantu mengelola stres.
6. Pemeriksaan Rutin
Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko diabetes. Deteksi dini prediabetes dapat membantu mencegah perkembangan menjadi diabetes tipe 2.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Gula Kering
Terdapat banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang penyakit gula kering. Berikut beberapa mitos dan faktanya:
Mitos 1: Penderita diabetes tidak boleh makan makanan manis sama sekali
Fakta: Penderita diabetes masih bisa mengonsumsi makanan manis dalam jumlah terbatas dan sebagai bagian dari rencana makan yang seimbang. Yang penting adalah mengelola total asupan karbohidrat dan memantau kadar gula darah.
Mitos 2: Diabetes hanya menyerang orang gemuk
Fakta: Meskipun obesitas merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2, orang dengan berat badan normal juga bisa terkena diabetes, terutama jika memiliki faktor risiko lain seperti riwayat keluarga atau gaya hidup tidak sehat.
Mitos 3: Diabetes tidak bisa dicegah
Fakta: Meskipun diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah, diabetes tipe 2 yang merupakan jenis diabetes paling umum, seringkali dapat dicegah atau ditunda dengan gaya hidup sehat.
Mitos 4: Penderita diabetes tidak boleh berolahraga
Fakta: Olahraga justru sangat penting bagi penderita diabetes karena membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter tentang jenis dan intensitas olahraga yang aman.
Mitos 5: Diabetes bukan penyakit serius
Fakta: Diabetes adalah penyakit kronis yang serius dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi jika tidak dikelola dengan baik. Namun, dengan pengelolaan yang tepat, penderita diabetes dapat menjalani hidup yang sehat dan produktif.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala-gejala yang mencurigakan atau memiliki faktor risiko diabetes, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Beberapa situasi yang memerlukan perhatian medis segera antara lain:
- Mengalami gejala-gejala diabetes seperti sering haus, sering buang air kecil, atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, terutama jika disertai faktor risiko lain seperti obesitas atau gaya hidup tidak aktif
- Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg
- Mengalami gejala hipoglikemia (gula darah rendah) atau hiperglikemia (gula darah tinggi) yang parah
- Penderita diabetes yang mengalami kesulitan mengendalikan kadar gula darah meskipun sudah menjalani pengobatan
Pemeriksaan rutin juga penting bagi mereka yang sudah didiagnosis diabetes untuk memantau perkembangan penyakit dan mencegah komplikasi.
Advertisement
Kesimpulan
Penyakit gula kering atau diabetes melitus adalah kondisi kronis yang memerlukan penanganan seumur hidup. Mengenali ciri-ciri penyakit gula kering sejak dini sangat penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Dengan manajemen yang baik, meliputi pola makan sehat, olahraga teratur, pemantauan gula darah, dan pengobatan yang tepat, penderita diabetes dapat menjalani hidup yang berkualitas dan mencegah komplikasi serius.
Edukasi dan kesadaran masyarakat tentang faktor risiko, gejala, dan pentingnya gaya hidup sehat sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengelolaan diabetes. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang risiko diabetes atau mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Deteksi dini dan penanganan yang tepat adalah kunci dalam mengelola penyakit gula kering dan menjaga kualitas hidup jangka panjang.
