Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat disebabkan oleh banyak faktor. Presiden Jokowi menegaskan peningkatan ekspor dan investasi menjadi kunci penting perbaikan ekonomi Indonesia.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Kamis (6/9/2018), Presiden Jokowi mengakui melemahnya rupiah terjadi karena faktor eksternal yang datang bertubi-tubi di antaranya kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan perang dagang Amerika Serikat dengan China, serta imbas krisis Turki dan Argentina.
Baca Juga
Presiden Jokowi akui hal ini harus diwaspadai sehingga koordinasi antar sektor fiskal, sektor moneter, dan sektor industri serta pelaku usaha penting untuk terus ditingkatkan.
Advertisement
Presiden Jokowi juga beberkan sejumlah upaya yang terus dilakukan pemerintah untuk mengatasi defisit transaksi berjalan. Salah satunya memproses biodiesel 20 dalam rangka mengurangi impor minyak senilai Rp 5 miliar dolar Amerika sampai Rp 6 miliar dolar Amerika.
Selain itu, pemerintah juga akan membatasi konsumsi barang impor. Ketua Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Anton Sihombing mendukung langkah pemerintah dalam membatasi impor 900 komoditas konsumsi yang dianggap menggerus cadangan devisa negara.
Namun hal tersebut harus dilakukan secara bertahap. Akan tetapi, GINSI mengeluhkan kenaikan tarif pajak penghasilan atau PPh yang naik 10%. (Karlina Sintia Dewi)