Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan 7,4 M mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018). Gempa tersebut memicu gelombang tsunami di Kota Palu. Musibah tersebut mengakibatkan lebih dari 16 ribu orang mengungsi.
"Sedikitnya ada 16.732 orang mengungsi akibat gempa dan tsunami di Kota Palu," kata Mayjen TNI Tiopan Aritonang dalam keterangannya, Sabtu (29/8/2018).
Baca Juga
Pengungsi tersebut tersebar di 24 titik.
Advertisement
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari usai gempa dahsyat dan tsunami di Palu dan Donggala. Tanggap darurat berlaku mulai 28 September hingga 11 Oktober 2018.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan pemerintah lebih mudah untuk mengakses wilayah tersebut dengan penetapan tanggap darurat.
"Kemudahan akses dalam pergerakan pesonel, logistik, peralatan, termasuk penggunaan anggaran untuk memenuhi kebutuhan dalam penanganan darurat di Sulawesi Tengah," kata Sutopo soal gempa Palu di Gedung BNPB, Jakarta, Minggu (30/9/2018).
Titik Pengungsian
Berikut titik-titik pengungsi di Kota Palu:
1. Lapangan Vatulemo 1.000 orang
2. Halaman perkantoran 2.000 orang
3. Bundaran Biromaro 2.000 orang
4. Markas Korem 300 orang
5. Masjid Raya Palu 300 orang
6. Poboya Mako Sabhara 5.000 orang
7. Lapangan Anoa 100 orang
8. Lapangan Paqih Rasyid 500 orang
9. GOR Siranindi 200 orang
10. Belakang Basarnas, Jalan Basuki Rahmat 100 orang.
11. Jalan Maleo 100 orang
12. Pantoloan Boya (SD belakang Pustu) 200 orang
13. Gunung Pantoloan Boya 500 orang
14. Camping Baiya 882 orang
15. Pantoloan Boya 3 titik 200 orang
16. Kantor Dinsos 100 orang
17. Lapangan Perdos 1.000 orang
18. Jalan Garuda 250 orang
19. Lapangan Dayodara 700 orang
20. Halaman Detasemen 100 orang
21. BTN Lasoani 300 orang
22. Lapangan Kawatuna 300 orang
23. Mako Satbrimob Mamboro 400 orang
24. Polda Baru Soetta 200 orang
(Melissa Octavianti)
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement