Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami di beberapa wilayah pesisir Indonesia, khususnya selama periode arus mudik Lebaran 2025. Peringatan ini menyoroti potensi bahaya yang signifikan, terutama di sekitar underpass lintas selatan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulonprogo.
BMKG telah mengidentifikasi underpass sepanjang 1,4 kilometer ini sebagai zona rawan tsunami, sehingga memicu kekhawatiran akan kesulitan evakuasi jika terjadi bencana. Ancaman tsunami ini semakin mengkhawatirkan mengingat prediksi jumlah pemudik yang sangat besar.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Kemacetan parah diprediksi akan terjadi di underpass tersebut, yang akan sangat menghambat upaya evakuasi jika terjadi tsunami. Situasi ini tentu akan meningkatkan risiko korban jiwa dan kerugian yang signifikan. Oleh karena itu, langkah-langkah antisipasi dan mitigasi bencana sangat penting untuk dilakukan.
Sebagai respon atas potensi ancaman ini, BMKG merekomendasikan penerapan sistem buka-tutup lalu lintas di area underpass Bandara YIA. Sistem ini diharapkan dapat memperlancar proses evakuasi jika terjadi tsunami.
Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat mengenai potensi bahaya tsunami di kawasan ini juga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat. Meskipun peringatan ini difokuskan pada underpass YIA, BMKG juga mengingatkan potensi tsunami tetap ada di wilayah pesisir Indonesia lainnya, sehingga kewaspadaan tetap harus dijaga.
Potensi Tsunami di Wilayah Pesisir Lainnya
Meskipun peringatan BMKG secara khusus menyoroti underpass Bandara YIA, penting untuk diingat bahwa potensi tsunami tetap ada di wilayah pesisir Indonesia lainnya. Indonesia terletak di wilayah Cincin Api Pasifik, yang dikenal sebagai zona rawan gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bencana tsunami harus selalu dijaga di seluruh wilayah pesisir Indonesia.
Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dan informasi dari BMKG dan instansi terkait lainnya. Perhatikan peringatan dini tsunami dan ikuti langkah-langkah evakuasi yang telah ditetapkan. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat merupakan kunci utama dalam mengurangi dampak buruk dari bencana tsunami.
Penting untuk selalu memperbarui informasi terkini mengenai potensi bencana alam dari sumber-sumber resmi, seperti BMKG. Dengan informasi yang akurat dan tepat waktu, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan mitigasi yang tepat untuk melindungi diri dan keluarga.
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement
