Cerita Haru Kerabat Franky Kowaas, Atlet Paralayang Korban Gempa Palu

Franky bersama tujuh atlet paralayang lainnya berada di Kota Palu untuk hadir dan menyemarakkan Festival Tahunan Kota Palu.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 04 Okt 2018, 11:54 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2018, 11:54 WIB

Patroli, Manado - Suasana haru di rumah keluarga mendiang Franky Kowaas di Kelurahan Ranotana, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulawesi Utara, pecah setelah jenazah atlet nasional paralayang itu tiba di rumah duka.

Seperti ditayangkan Patroli Indosiar, Senin (4/10/2018), Franky bersama tujuh atlet paralayang lainnya berada di Kota Palu untuk hadir dan menyemarakkan Festival Tahunan Kota Palu di Pantai Talise dan ketujuh atlet menginap di Hotel Roa Roa.

Franky sendiri merupakan atlet paralayang asal Manado dan dianggap telah banyak berkontribusi mempromosikan kepariwisataan daerah asalnya ini.

"Beliau turut mengembangkan wisata di Sulawesi Utara, beliau adalah orang yang baik. Jadi, sudah sepatutnya kami memberikan penghormatan terakhir bagi beliau," kata kerabat almarhum Wewen.

Almarhum Franky Kowaas tewas di usia 57 tahun dan almarhum meningalkan tiga orang anak yang sudah memasuki masa remaja. Jenazah Franky saat ditemukan sedang bersama Laoren Kowaaas, keponakannya yang juga atlet nasional paralayang dan jenazahnya sudah dibawa ke tempat tinggalnya di Minahasa. (Rio Audhitama Sihombing) 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya