Anggaran Pertemuan IMF-WB Dikritik, JK: Masa Kampanye Apa Saja Disalahkan

JK mengatakan biaya yang dianggarkan pemerintah sebagian untuk perbaikan infrastruktur di Bali.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Okt 2018, 19:25 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 19:25 WIB
Jusuf Kalla dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York (dokumentasi PBB)
Jusuf Kalla dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York (dokumentasi PBB)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai munculnya kritik terhadap acara pertemuan tahunan IMF-World Bank Group 2018 di Nusa Dua Bali yang memakan biaya penyelenggaraan sebesar Rp 830 miliar merupakan hal yang wajar di tahun politik.

"Ya kalau namanya masa kampanye apa saja salahkan," kata JK di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (9/10/2018).

JK menjelaskan biaya tersebut dianggarkan untuk perbaikan infrastruktur di Bali. Tidak hanya itu, dia juga menegaskan pemerintah tidak melupakan kejadian di Lombok, melainkan hal tersebut berjalan beriiringan dengan menyelesaikan persoalan para korban gempa bumi di Lombok, NTB.

"Kedua-duanya jalan (penyelesaian di Lombok, NTB). Biaya itu yang dianggarkan kurang lebih Rp 800 miliar. Sebagian besar itu untuk perbaikan infrastruktur yang ada di Bali. Yang jalan, underpass, perbaikan bandara," ungkap JK.

Sedangkan kata JK, 15.000 peserta, mulai dari makan hingga menginap di hotel menggunakan biaya sendiri. Dia menjelaskan acara IMF dihadiri banyak pengusaha kaya dari negara anggota yang memiliki banyak manfaat di Indonesia.

"Semua biaya sendiri, makan bayar sendiri, hotel bayar sendiri, yang diperbaiki itu perbaikan infrastruktur dan pelayanan kesehatan. Dibanding dengan makna atau manfaat itu jauh lebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan," ungkap JK.

JK menjelaskan salah satu manfaat yang didapat dari acara tersebut untuk Indonesia yaitu perputaran uang yang ada di Bali.

"Kan orang mengatakan tamu itu rejeki. Mereka kan belanja, apa, tinggal di hotel, dan ada pajaknya. Dan hotel sekarang mahal. Tiba-tiba Rp 10 juta semalam. Itu pajaknya 10 persen. Pajak saja sejuta. Jadi itu akan kembali lewat lain, lewat pajak, lewat keuntungan orang bekerja," papar JK.

 

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Belum Terbukti

Sri Mulyani dan Bos IMF Bahas Pemberdayan Perempuan di Dunia Kerja
Managing Director IMF Christine Lagarde (kanan) saat menjadi pembicara dalam pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali, Selasa (9/10). Pertemuan membahas pemberdayan perempuan di dunia kerja. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menkritik acara pertemuan tahunan IMF-World Bank Group 2018 di Nusa Dua Bali yang memakan biaya penyelenggaraan sebesar Rp 830 miliar. Dia menyayangkan pemerintahan Jokowi belum menyelesaikan persoalan para korban gempa bumi di Lombok, NTB.

Dia bahkan menyebut janji Jokowi memberikan sejumlah uang kepada para korban yang rumahnya hancur belum terbukti hingga saat ini.

"Ya itu jadi kontras ketika disandingkan dengan peristiwa di pulau sebelahnya (Bali), Lombok, kalau yang untuk nilai Rp 50 juta enggak dilaksanakan. Ini untuk akumulasi Rp 855 miliar digelontorkan. Sampai hari ini janji Pak Jokowi pada rakyat secara terbuka itu tidak terurus," kata Wahid di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin, 8 Oktober 2018. 

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

 

Saksikan Video Pilihan Berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya