Liputan6.com, Palu - Korban gempa dan tsunami Sulawesi Tengah, menurut catatan BNPB hingga Rabu, 10 Oktober mencapai 2.045 orang. Sementara, korban hilang mencapai 671 orang.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Kamis (11/10/2018), jumlah ini belum termasuk korban dari wilayah yang terdampak fenomena likuifaksi seperti Balaroa, Petob, dan Jono Oge.
Sementara itu, masa tanggap darurat sendiri akan berakhir pada hari ini. Itu artinya proses evakuasi di bawah koordinasi BNPB akan dihentikan.
Advertisement
"Dalam evakuasi besar-besaran seperti sekarang ini dihentikan. Masyarakat yang akan mencari anggota keluarga masing-masing di izinkan. Kalau ada relawan yang mau bantu juga tidak masalah," kata Kapusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Terkait keputusan pemerintah yang menghentikan proses evakuasi dan pencarian korban, sejumlah warga mengaku ikhlas. Meski hingga kini belum mengetahui sebenarnya nasib keluarga mereka yang hilang. Namun, ada juga yang menginginkan evakuasi dan pencarian korban tetap dilanjutkan.
"Menurut saya, lebih baik diperpanjang karena di rumah saya itu masih ada kira-kira 18 jenazah lagi," ujar Muhammad Syafar.
Kawasan Petobo memang menjadi salah satu lokasi yang terdampak gempa dan tsunami paling parah. Sejumlah warga Petobo yang kehilangan anggota keluarganya datang ke kawasan ini untuk melihat kembali bekas tempat tinggal mereka. (Rio Audhitama Sihombing)