Dolar Naik, Mendag: Jangan Khawatir, Ini Berbeda Dengan 1998

Kenaikan nilai tukar dolar, lanjutnya, bukan disebabkan kondisi ekonomi Indonesia memburuk.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 27 Okt 2018, 12:06 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2018, 12:06 WIB
Gaya Mendag Enggartiasto Lukita Saat Pemotretan
Mendag Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Enggartiasto tercatat pernah memegang jabatan antara lain Ketum Real Estate Indonesia (REI), periode 1992-1995. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini berbeda dengan kondisi ekonomi saat krisis 1997-1998. Oleh karena itu, ia meminta warga termasuk pengusaha jangan khawatir.

"Ini berbeda dengan tahun 98. Jangan ada kekhawatiran untuk hadapi itu," katanya pada acara Future Heroes di Kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (27/10/2018).

Menurutnya, untuk mengatasi harga barang impor yang mahal akibat naiknya nikai tukar dolar, maka ia meminta untuk memakai produk Indonesia. "Impor mahal? ya jangan impor pakai produk Indonesia, produk Indonesia keren," ucapnya.

Kenaikan nilai tukar dolar, lanjutnya, bukan disebabkan kondisi ekonomi Indonesia krisis.

"Kenaikan dokar bukan karena kondisi ekonomi kita. Sekarang bagaimana kita memotong pajak, dolar pulang kampung. Artinya ini harus dipakai pelung ini untuk ekspor," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Efisiensi

Untuk mengatasi naiknya dolar bagi pengusaha dengan bahan baku impor, solusi menurut Enggar adalah dengan mengetatkan pembelian bahan impor.

"Anda lakukan efisiensinya. Kita pemerintah lakukan pengetatkan spend dollar. Makin banyak kita belanja beli dollar itu akan jadi persoalan," tandas Enggar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya