1.335 Anggota TNI Tinggalkan Palu dan Donggala

Sebanyak 1.335 anggota TNI yang bertugas di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala, dikembalikan ke kesatuan masing-masing.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2018, 05:03 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2018, 05:03 WIB
Pasca Gempa dan Tsunami, Prajurit Marinir Bersenjata Jaga Kota Palu
Prajurit Marinir TNI AL membantu warga menyeberangi jalan di perempatan lampu merah kota Palu pascagempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10). Selain berjaga di jalan, mereka juga berjaga di beberapa ruko di Palu. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 1.335 anggota TNI yang bertugas di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala, dikembalikan ke kesatuan masing-masing, Sabtu 27 Oktober 2018.

Pasukan dari Divisi Infanteri 3 Kostrad dari Brigif Para Raider-3/Kostrad, Yonif PR-431 dan PR-432, Yon Armed 6/Tamarunang dan Yon Arh-16/Maleo itu berangkat dari Pelabuhan Pantoloan menuju Makassar menggunakan KRI Makassar.

Pangkogasgab Mayjen TNI Tri Soewandono ketika mengantarkan pasukan, menyampaikan ucapan terima kasih kepada prajurit jajaran Divisi Infanteri 3 Kostrad karena selama penugasan di Palu dan sekitar telah menunjukan kehebatan, semangat, serta tanpa pelanggaran.

"Kalian adalah pionir, saat masyarakat sedang tidak berdaya, kalian hadir untuk memberikan pertolongan. Apalah artinya Pangkogasgab tanpa adanya prajurit hebat seperti kalian," kata Mayjen Tri seperti dilansir dari Antara.

Dia menuturkan, sejarah mencatat bencana di Palu dan sekitar dapat cepat pulih karena adanya campur tangan semua pihak, termasuk prajurit TNI yang semua bahu-membahu untuk melaksanakan tugas bantuan kemanusiaan.

"Saya bangga dan hormat kepada kalian. Selamat berjumpa dengan keluarga," kata Mayjen Tri di hadapan prajurit TNI.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tanggap Darurat Berakhir

Pandangan Udara Kota Palu Usai Dilanda Gempa dan Tsunami
Pandangan udara memperlihatkan sejumlah bangunan rusak usai dilanda gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo disusul tsunami melanda Palu dan Donggala pada 28 September 2018. (JEWEL SAMAD/AFP)

Pasukan TNI tersebut merupakan pasukan yang kali pertama datang di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Sigi. Pada saat itu sangat dibutuhkan untuk pengamanan dari penjarahan serta untuk penyelamatan dan pencarian korban serta evakuasi.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut saat ini sudah tidak ada lagi. Mereka turut diperbantukan mendirikan selter-selter pengungsian dan membantu mengordinasi kebutuhan dasar di pengungsian.

Penarikan pasukan tersebut juga berdasarkan keputusan masa tanggap darurat penanganan bencana alam di Sulteng yang tidak diperpanjang dan telah masuk status transisi darurat menuju pemulihan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik dan Hukum Wiranto dalam kunjunganya ke Palu, Jumat (26/10), menyampaikan dengan berakhirnya masa tanggap darurat, pasukan TNI mulai dikurangi.

Menkopolhukam yang didampingi Pangkogasgab dan Gubernur Sulteng mengatakan bahwa kondisi Palu, Sigi, dan Donggala saat ini sudah mulai pulih sehingga personel TNI secara berangsur-angsur akan ditarik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya