Merasa Tak Diperjuangkan Pimpinan KPK, Novel Baswedan Ucapkan Terima Kasih

Penyidik senior KPK Novel Baswedan kecewa dengan pengungkapan kasus penyerangan air keras terhadap dirinya.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 01 Nov 2018, 14:41 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2018, 14:41 WIB
Salam Komando Novel Baswedan dan Pimpinan KPK di Hari Pertama Ngantor
Penyidik senior KPK Novel Baswedan (dua kiri) berjabat tangan dengan mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto (kanan) di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7). Novel disambut langsung oleh Ketua KPK Agus Rahardjo dan jajarannya. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan kecewa dengan pengungkapan kasus penyerangan air keras terhadap dirinya belum juga menemui titik terang. Sudah 500 hari Polri belum berhasil mengungkap pelaku atau dalang penyerangan air keras.

Pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang sering dia minta tidak juga ditindaklanjuti Presiden Jokowi. Ditambah, pimpinan KPK juga dianggap cuek dengan kasusnya.

"Sampai sekarang pimpinan KPK belum pernah perjuangkan hal itu. Saya ucapkan terimakasih," ujar Novel Baswedan di Gedung Penunjang KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (1/11/2018).

Menurut Novel, seharusnya pimpinan KPK bisa menggunakan kekuatannya untuk mendorong Presiden Jokowi membentuk TGPF. Novel takut jika apa yang dialaminya akan diterima juga oleh penyidik KPK lainnya dan pegawai instansi lain.

"Tapi sejak awal sampaikan, saya tidak pernah meminta urusan penyerangan kepada saya dijadikan yang utama. Bagaimana dengan permintaan saya semua teror diungkap. Karena saya masih ingat dalam suatu kesempatan, pimpinan KPK menyampaikan juga bahwa pimpinan KPK berkeinginan melindungi kami," kata Novel Baswedan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Dugaan Novel

Novel menduga kepolisian masih belum berani mengungkap lantaran merasa takut. Namun, jika Presiden Jokowi tak turun tangan, Novel takut sudah tak ada lagi keadilan bagi dirinya.

"Saya pikir pimpinan Polri takut untuk mengungkap, ada wajarnya. Pimpinan Polri bisa diintervensi oleh politik dan lain-lain. Pertanyaannya saya, kira-kira Presiden takut enggak mengungkap ini? Kalau Presiden takut mengungkap ini, saya sangat sedih. Mengapa? Karena Presiden adalah yang paling bisa diharapkan dan memimpin negara dan bangsa ini. Kalau Beliau juga masih takut, kepada siapa lagi yang bisa menegakkan keadilan di negeri ini," ungkap Novel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya