Liputan6.com, Jakarta - Lian Kurniawati (39), istri penyelam Basarnas yang meninggal saat bertugas mencari korban Lion Air JT 610, menceritakan hari-hari terakhinya bersama sang suami, Syachrul Anto.
Pada Kamis, 1 November lalu, ia sempat mengantar suaminya, Syachrul Anto, ke Bandara Kulon Progo Yogyakarta.
Sang suami akan terbang menuju Jakarta bersama rekan-rekannya untuk menjalankan misi kemanusiaan, setelah mendapat informasi soal pencarian korban dan serpihan pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Jawa Barat.
Advertisement
"Kebetulan, sebelumnya kami ada urusan di Yogya. Dia (almarhum) tidak mungkin bilang tidak kalau urusan kemanusiaan," tutur Lian, Sabtu (3/11/2018).
Diakui, saat berangkat ke Jakarta suaminya, Syachrul Anto, tidak membawa peralatan lengkap. Karena peralatannya ada di Makassar. Meski begitu, ia tetap berangkat ke Jakarta.
"Terakhir menghubungi saya, Jumat paginya. Dia bilang kalau sudah diver dua kali, pagi dan sore," katanya.
Â
Menjamak Salat
Setelah suaminya dinyatakan meninggal, Lian mendengar cerita bahwa sang suami bersama rekannya menjamak salat zuhur dan ashar, lalu turun kembali ke laut. Menurut seorang rekan, Syachrul Anto masih sadar saat diangkat ke atas laut.
"Enggak tahu persis, katanya dia masih sadar saat diangkat ke atas. Saya enggak sanggup mendengar detailnya," tutur Lian sembari mengusap air matanya.
"Cerita detailnya Basarnas yang tahu, saya baru dikabari tadi malam pukul 20.00 WIB. Saya shock. Karena saat berangkat dia masih sehat. Pulang sudah tidak," ucap Lian dengan berlinang air mata.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement