KNKT Akan Gali Data soal Ketidaksinkronan Airspeed Pesawat Lion Air yang Jatuh

KNKT Soerjanto Tjahjono menegaskan tidak ada masalah di mesin pesawat Lion Air yang jatuh Senin 29 Oktober 2018 lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2018, 18:40 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2018, 18:40 WIB
Penampakan Mesin Turbin Pesawat Lion Air JT 610
Petugas Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memeriksa turbin pesawat Lion Air PK-LQP JT610 di posko evakuasi JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (4/11). Mesin tersebut ditemukan di perairan Tanjung Karawang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menegaskan, tidak ada masalah di mesin pesawat Lion Air yang jatuh Senin 29 Oktober 2018 lalu. Dia mengatakan, masalah terjadi pada indikator kecepatan burung besi itu.

"Bukan masalah, artinya terjadi unrielable dari airspeed-nya. Jadi, airspeed-nya berbeda antara kiri dan kanan. Kan di pesawat itu ada captain side sama copolit side. Nah, itu yang dari empat penerbangan terakhir, termasuk yang celaka itu, kita mengamati ini kok terjadi unrielable speed di indikatornya," kata Soerjanto di Kapal KRI Banda Aceh, Selasa (6/11/2018).

KNKT, kata dia, akan menanyakan kepada pabrik pembuat pesawat Lion Air yang jatuh tersebut, Boeing. Juga akan bertanya kepada pilot yang pernah membawa Boeing 737 Max 8 itu.

"Kita lagi bicara ke pabriknya dengan teknisinya dengan pilot yang menerbangkan sebelumnya untuk menggali data untuk mencari tahu kenapa penyebabnya. Tapi itu salah satu dari item yang kita harus cek. Jadi tidak secepat narik kesimpulan itu, jauh sekali. Ada step yang harus kita laksanakan dalam investigsi. Kalau ada keanehan sedikit saja kita menggalinya, usahanya cukup luar biasa," tutur Soejanto.

Selain itu, pihaknya akan melihat data-data yang telah dilaporkan oleh pilot usai membawa pesawat itu. Hal ini untuk mengetahui apakah adanya keluhan usai membawa pesawat Lion Air yang jatuh tersebut.

"Kalau ada keluhan, ditulis dari pilot. Kalau enggak ada jawaban apapun dan melakukan apapun, pasti pilotnya enggak akan mau terbang. Ini yang kita lihat sekarang adalah apa yang dilakukan menjawab enggak apa yang dikeluhkan oleh pilot tadi. Jadi apa tindakannnya tepat sedang kita teliti," kata Soejanto.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bermasalah Juga di 3 Penerbangan Sebelumnya

Rita/Liputan6.com
Pesawat Lion Air yang jatuh regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 jatuh di Kawarang. (Humas Lion Air)

Misteri penyebab jatuhnya Lion Air rute Jakarta-Pangkalpinang itu mulai terkuak. Meski belum seluruhnya. 

Salah satunya, data FDR menunjukkan, pesawat sudah mengalami kerusakan dalam empat penerbangan terakhirnya, termasuk kecelakaan pada 29 Oktober 2018. Kerusakan diketahui terjadi pada penunjuk kecepatan atau airspeed indicator.

"KNKT sedang mengumpulkan data terkait perbaikan yang dilakukan selama terjadi kerusakan ini," ungkap Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono di kantornya, Senin 5 November 2018.

Ini diperkuat dengan hasil wawancara penyidik dengan pilot-pilot yang menjalankan pesawat tersebut pada tiga penerbangan terakhir. Juga data logbook yang ditulis para teknisi.

"Interview dari penerbang-penerbang yang menerbangkan sebelumnya maupun data-data perbaikan yang telah dilakukan oleh teknisi-teknisi dari maskapai tersebut," ujar Soerjanto.

"Jadi saya ulang lagi bahwa KNKT sedang meneliti bersama Boeing, bersama NTSB, untuk lebih mendetailkan tentang kerusakan pada penunjuk kecepatan atau airspeed indicator pada empat penerbangan terakhir," lanjut dia.

 

Reporter: Ronald

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya