Pabrik Tempe Kampung Sanan, Tempat Langganan Politikus Tebar Janji Kampanye

Sentra Industri Tempe Sanan Malang tak hanya jadi jujugan wisatawan, tapi juga lokasi favorit politisi untuk berkampanye

oleh Zainul Arifin diperbarui 24 Nov 2018, 09:04 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2018, 09:04 WIB
Pusat Kerajinan Tempe Malang, Santapan Gurih Politisi Menebar Janji Kampanye
Perajin di Sentra Industri Tempe Sanan Malang, Jawa Timur, mengiris potongan tempe sebagai bahan baku keripik tempe (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Sentra Industri Tempe di kampung Sanan, Malang Jawa Timur menjadi sebagai salah satu pusat oleh –oleh khas Malang, Jawa Timur. Sejumlah makanan hasil olahan tempe, seperti keripik keripik tempe menjadi incara para pelancong yang singgah di Malang.

Namun, tak hanya menarik wisatawan, Aroma manis dan gurihnya Tempe Kampung Sanan  juga dirasakan oleh para politikus untuk berkampanye.

Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno misalnya, dia menjadikan Sentra Industri Tempe Sanan Malang sebagai salah satu titik kampanye pada Jumat, 23 November 2018. Hampir 2 jam pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto ini berkeliling dan berdialog dengan perajin tempe.

Bagi warga dan perajin tempe di Kampung Sanan, kedatangan salah satu kandidat dalam pemilihan presiden 2019 ini bukanlah hal yang mengejutkan. Sebab, kampung ini sudah berkali-kali jadi tempat kampanye politisi yang maju dalam suksesi kepemimpinan.

"Kampung Tempe Sanan ini sudah biasa jadi jujugan politisi kalau mau ada pemilihan," kata Umi, salah seorang perajin tempe Sanan usai kunjungan Sandiaga Uno.

Tak terhitung tokoh nasional yang berkunjung maupun berkampanye di Sentra Industri Tempe Sanan Malang. Terutama menjelang momen politik lima tahunan. Baik itu saat menjelang pemilihan presiden maupun untuk pemilihan Gubernur Jawa Timur sendiri.

Pada pilpres 2009 silam, Calon Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mampir di sini. Jusuf Kalla pada saat pilpres 2014 pun singgah di sentra usaha kecil dan menengah ini. Tak terhitung ketua umum partai politik yang juga berkampanye di sini.

Dua kubu yang bersaing dalam Pilgub Jawa Timur 2018 kemarin pun silih berganti datang. Emil Dardak calon Wakil Gubernur Jawa Timur menjejakkan kaki untuk kampanye di Kampung Sanan. Duet pasangan Syaifullah Yusuf - Puti Guntur Soekarno Putri pun datang setelahnya.

"Mereka itu selalu awalnya saja datang ke sini. Kalau sudah selesai (pemilihan) ya sudah," ujar Umi.

Ia berharap para politisi yang datang ke Sentra Industri Tempe Sanan Malang tak sekedar menabur janji kampanye. Tapi benar-benar serius menampung aspirasi para pelaku usaha, membawa perubahan lebih baik untuk masyarakat dan perajin tempe.

"Jangan hanya jadi sekedar jujugan kampanye, tapi juga bisa membuktikan ada perubahan yang lebih baik," ucap Umi.

Hal senada dikatakan Muhammad Isman, Bendahara Koperasi Kedelai Sanan Malang. Ia belum menentukan pilihan politiknya, meski baru menerima kunjungan Sandiaga Uno di kantor koperasi.

"Siapa saja bisa datang ke sini. Harapan saya, siapapun nanti yang jadi bisa benar-benar membawa perubahan," ujar Isman.

Geliat Industri Tempe

Pusat Kerajinan Tempe Malang, Santapan Gurih Politisi Menebar Janji Kampanye
Perajin di salah satu rumah mengemas keripik tempe di Sentra Industri Tempe Sanan Malang, Jawa Timur (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Sentra Industri Tempe Sanan Malang memang jadi salah satu denyut perekonomian di Kota Malang. Berdasarkan data Paguyuban Tempe Sanan, ada 400 perajin tempe. Kampung ini tiap hari mampu menghabiskan 30 ton kedelai.

Serta membutuhkan 1.500 tabung elpiji 3 kilogram untuk memproduksi tempe. Termasuk diolah menjadi keripik tempe. Nilai perputaran uang setiap harinya bisa mencapai Rp 1 miliar - Rp 2 miliar.

Perajin juga memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari produksi tempe. Salah satunya, dijadikan pakan untuk 600 - 800 ekor sapi potong milik warga. Sehingga di kampung ini semua bisa termanfaatkan dengan baik.

Ketua Paguyuban Keripik Tempe Sanan, M Arif Sofyan Hadi mengatakan, produk industri keripik tempe Malang sudah dikenal luas di tingkat nasional. Di balik itu semua, persoalan pelaku usaha di sini setiap tahun selalu sama.

"Bahan baku kedelai dari impor, sehingga omzet pun tak stabil karena menyesuaikan kurs dollar," ujar Arif.

Ketergantungan bahan baku dari impor itu seharusnya bisa ditekan. Asal pemerintah serius memenuhi ketersediaan dari pasar dalam negeri. Misalnya dengan meningkatkan kualitas bibit kedelai unggul dari dalam negeri.

Industri tempe di kampung ini cukup menggiurkan, menjadi tumpuan ekonomi bagi warganya. Karena itu, keberadaan salah satu sentra usaha kecil dan menengah di Kota Malang ini pun selalu dilirik politisi tiap momen politik lima tahunan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya