Dahnil Tegaskan Pemuda Muhammadiyah Tolak Politik Uang di Muktamar XVII

Dahnil menyebut, menghadapi dinamika tersebut para kader Pemuda Muhammadiyah telah dibekali oleh kemurnian tauhid. Selain itu, kader Pemuda Muhammadiyah diharapkan bisa mengambil pelajaran dari sosok HOS Cokroaminoto.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Nov 2018, 15:55 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2018, 15:55 WIB
Rohingya
Ketum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak (tengah) bersama tokoh pemuda lintas agama saat memberi keterangan di Jakarta, Selasa (5/9). Mereka mengeluarkan pernyataan sikap terkait Rohingya . (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan dinamika Muktamar XVII yang bersamaan waktunya dengan tahun politik memunculkan godaan politik uang. Godaan politik uang yang ada ini disebut oleh Dahnil telah diantisipasi oleh kader-kader Pemuda Muhammadiyah.

Dahnil menyebut, menghadapi dinamika tersebut para kader Pemuda Muhammadiyah telah dibekali oleh kemurnian tauhid. Selain itu, kader Pemuda Muhammadiyah diharapkan bisa mengambil pelajaran dari sosok HOS Cokroaminoto.

"Muktamar kali ini bertepatan dengan tahun politik, tidak mudah bagi Pemuda Muhammadiyah untuk berpisah dari tahun-tahun politik tersebut. Pemuda Muhammadiyah perlu terus mengasah, yang istilah HOS Cokroaminoto sebagai 'sepintar-pintarnya siasat'," ujar Dahnil dalam sambutan pembukaan Muktamar XVII di UMY, Senin (26/11).

Dahnil menyebut dalam muktamar organisasi kepemudaan Islam, sejumlah masalah kerap hadir. Masalah yang hadir ini di antaranya adalah politik uang dan praktik kotor politik.

Di depan Wakil Presiden, Jusuf Kalla dan Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Dahnil mengatakan ada dua tipe kader dalam politik uang.

 

Masalah Kerap Hadir

Ketum Pemuda Muhammadiyah Singgung Pejabat Untuk Belajar Pancasila
Ekspresi Dahnil Anzar Simanjuntak (kiri) saat memberi penjelasan dalam diskusi publik di kantor staff presiden, Jakarta, Kamis (7/9). Dalam kesempatan itu, Dahnil Anzar menyarankan agar pejabat dan politisi belajar Pancasila. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

 

"Tipe pertama, ada kader yang akan menerima uang sogokan namun bisa dipastikan mereka tidak akan memilihnya. Biasanya mereka terima. Tapi ketika di bilik suara mereka tidak akan pernah memilih orang yang memberikan uang itu," tegas Dahnil.

Ciri kedua, sambung Dahnil adalah kader yang tidak menolelir politik uang. Kader Pemuda Muhammadiyah dipastikan tidak akan memilih calon tersebut.

"Kenapa? Karena orang yang memberikan uang itu mereka paham betul akan berani mejual apapun terhadap Pemuda Muhammadiyah," tutup Dahnil.

Reporter: Purnomo Edi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya