Liputan6.com, Jakarta: Waspadalah terhadap orang yang baru dikenal. Terlebih jika orang tersebut menawarkan barang dengan harga relatif murah. Widiyanti (26) mengalami nasib nahas karena harus kehilangan uang Rp 5 juta dan cincin berlian saat ditawari jam tangan oleh seseorang yang baru ditemuinya.
Kejadian berawal ketika Widi berkunjung ke Mall Point Square, Jakarta Selatan, baru-baru ini. Saat berjalan di lantai dua, tiba-tiba seorang pria--belakangan diketahui bernama David, menghampirinya. David bertanya tempat penjualan barang elektronik di Jakarta.
Di tengah pertanyaan, David yang berpura-pura bingung juga mengaku sebagai pengusaha asal Singapura. Dia kemudian menawarkan Widi sebuah jam tangan dengan merek ternama.
Saat bersamaan muncul seorang pria setengah baya yang seolah-olah tertarik dengan jam tangan tersebut. Pria tersebut memperkenalkan diri sebagai Andika dan mengatakan bahwa di toko harga jam tangan tersebut bisa mencapai ratusan juta rupiah. Tak hanya menawar, belakangan Andika juga menyarankan Widi untuk membelinya dari tangan David.
"Andika ini terus membujuk saya untuk membeli jam itu. Tapi saya bilang ke mereka, gak punya uang. Malah Andika berjanji mau bayar tinggi kalau saya nanti beli jam tersebut. Soalnya dia ngaku gak bawa uang cash. Dia pura-pura telepon ke orang suruh anterin uang Rp 70 juta," ujar Widi, baru-baru ini, kepada Liputan6.com.
Tak lama berselang, kedua pria tersebut mengajak Widi untuk membicarakan soal jam tangan itu ke sebuah restoran. Widi menurut saja. Dia seperti tak kuasa untuk menolak ajakan David dan Andika. Di restoran, warga Tangerang, Banten, itu terus didesak untuk membeli jam tersebut.
Harga yang ditawarkan mereka tak lagi tinggi. Tapi cukup dengan kemampuan Widi. Seperti tak sadarkan diri, Widi kemudian berjalan ke anjungan tunai mandiri dan mengambil uang Rp 4,5 juta.
"Nah, pas mau ke ATM di basemant, Andika tiba-tiba merangkul saya. Saya mulai curiga, tapi anehnya saya malah meneruskan mengambil uang ke ATM. Tapi si David ini kan pake bahasa Inggris campur bahasa Melayu, dia diam aja," ungkap Widi.
Setelah menyerahkan uang tersebut kepada David, Widi menambahkan uang yang ada di dompetnya sebesar Rp 500 ribu. Merasa belum puas, David dan Andika meminta Widi menyerahkan kedua telepon selularnya. "Tapi saya menolak, karena data-dataku banyak di handphone saya," ujar Widi.
Melihat Widi mengenakan cincin berlian, David dan Andika pun meminta perhiasan seharga Rp 5 juta itu. Sebelum keduanya pergi, Andika sempat memberikan kartu nama dan nomor telepon palsu. Baru setelah itu mereka pergi, tanpa bisa dicegah Widi.
Sesaat kemudian, Widi pergi menuju ke parkiran dengan membawa arloji tersebut. Saat masuk mobil baru Widi sadar bahwa dirinya sudah menjadi korban penipuan.
"Ternyata saya baru sadar, kenapa saya kasih duit sama cincin saya? Saya langsung lemas. Ternyata saya kena hipnotis. Saya langsung lapor ke sekuriti dan nelpon Andika, tapi gak aktif," ujar Widi, sedih.
Dari penuturan Widw, Andika sempat mengaku sebagai pengusaha showroom BMW dan menunjukkan KTP beralamat tinggal di Menteng, Jakarta Pusat. Sementara David mengaku sebagai pengusaha Singapura yang ingin berinvestasi di Jakarta.
Hingga saat ini Widi mengaku belum melaporkan peristiwa tersebut ke polisi lantaran masih shock. "Saya enggak berani keluar dari mobil. Saya masih lemas enggak sanggup nyetir. Jadi belum sempat lapor ke polisi. Yah, mudah-mudahan jam Rolexnya asli," kata Widi.
Ciri-ciri pelaku, menurut Widi, David memakai kacamata bingkai hitam berusia sekitar 45 tahun, penampilan menarik, dan bicara dengan logat Melayu dan Inggris. Dalam obrolan ia kerap berdiskusi soal agama. Sementara Andika berusai sekitar 45 tahun.
Dalam aksinya, ia membawa Galaxy Note Samsung dan menunjukkan dompet hitam berisi buku tabungan lengkap dengan beberapa kartu ATM serta uang cash sebesar USD 10 ribu untuk meyakinkan korbannya.(ADI/ULF)
Kejadian berawal ketika Widi berkunjung ke Mall Point Square, Jakarta Selatan, baru-baru ini. Saat berjalan di lantai dua, tiba-tiba seorang pria--belakangan diketahui bernama David, menghampirinya. David bertanya tempat penjualan barang elektronik di Jakarta.
Di tengah pertanyaan, David yang berpura-pura bingung juga mengaku sebagai pengusaha asal Singapura. Dia kemudian menawarkan Widi sebuah jam tangan dengan merek ternama.
Saat bersamaan muncul seorang pria setengah baya yang seolah-olah tertarik dengan jam tangan tersebut. Pria tersebut memperkenalkan diri sebagai Andika dan mengatakan bahwa di toko harga jam tangan tersebut bisa mencapai ratusan juta rupiah. Tak hanya menawar, belakangan Andika juga menyarankan Widi untuk membelinya dari tangan David.
"Andika ini terus membujuk saya untuk membeli jam itu. Tapi saya bilang ke mereka, gak punya uang. Malah Andika berjanji mau bayar tinggi kalau saya nanti beli jam tersebut. Soalnya dia ngaku gak bawa uang cash. Dia pura-pura telepon ke orang suruh anterin uang Rp 70 juta," ujar Widi, baru-baru ini, kepada Liputan6.com.
Tak lama berselang, kedua pria tersebut mengajak Widi untuk membicarakan soal jam tangan itu ke sebuah restoran. Widi menurut saja. Dia seperti tak kuasa untuk menolak ajakan David dan Andika. Di restoran, warga Tangerang, Banten, itu terus didesak untuk membeli jam tersebut.
Harga yang ditawarkan mereka tak lagi tinggi. Tapi cukup dengan kemampuan Widi. Seperti tak sadarkan diri, Widi kemudian berjalan ke anjungan tunai mandiri dan mengambil uang Rp 4,5 juta.
"Nah, pas mau ke ATM di basemant, Andika tiba-tiba merangkul saya. Saya mulai curiga, tapi anehnya saya malah meneruskan mengambil uang ke ATM. Tapi si David ini kan pake bahasa Inggris campur bahasa Melayu, dia diam aja," ungkap Widi.
Setelah menyerahkan uang tersebut kepada David, Widi menambahkan uang yang ada di dompetnya sebesar Rp 500 ribu. Merasa belum puas, David dan Andika meminta Widi menyerahkan kedua telepon selularnya. "Tapi saya menolak, karena data-dataku banyak di handphone saya," ujar Widi.
Melihat Widi mengenakan cincin berlian, David dan Andika pun meminta perhiasan seharga Rp 5 juta itu. Sebelum keduanya pergi, Andika sempat memberikan kartu nama dan nomor telepon palsu. Baru setelah itu mereka pergi, tanpa bisa dicegah Widi.
Sesaat kemudian, Widi pergi menuju ke parkiran dengan membawa arloji tersebut. Saat masuk mobil baru Widi sadar bahwa dirinya sudah menjadi korban penipuan.
"Ternyata saya baru sadar, kenapa saya kasih duit sama cincin saya? Saya langsung lemas. Ternyata saya kena hipnotis. Saya langsung lapor ke sekuriti dan nelpon Andika, tapi gak aktif," ujar Widi, sedih.
Dari penuturan Widw, Andika sempat mengaku sebagai pengusaha showroom BMW dan menunjukkan KTP beralamat tinggal di Menteng, Jakarta Pusat. Sementara David mengaku sebagai pengusaha Singapura yang ingin berinvestasi di Jakarta.
Hingga saat ini Widi mengaku belum melaporkan peristiwa tersebut ke polisi lantaran masih shock. "Saya enggak berani keluar dari mobil. Saya masih lemas enggak sanggup nyetir. Jadi belum sempat lapor ke polisi. Yah, mudah-mudahan jam Rolexnya asli," kata Widi.
Ciri-ciri pelaku, menurut Widi, David memakai kacamata bingkai hitam berusia sekitar 45 tahun, penampilan menarik, dan bicara dengan logat Melayu dan Inggris. Dalam obrolan ia kerap berdiskusi soal agama. Sementara Andika berusai sekitar 45 tahun.
Dalam aksinya, ia membawa Galaxy Note Samsung dan menunjukkan dompet hitam berisi buku tabungan lengkap dengan beberapa kartu ATM serta uang cash sebesar USD 10 ribu untuk meyakinkan korbannya.(ADI/ULF)