Satgas Saber Pungli Lakukan 8.424 OTT dalam Dua Tahun

Banyaknya kasus Pungli ditemui di lapangan, menjadi konsen khusus agar tiap Unit Pemberantasan Pungli (UPP) tidak salah tangkap.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 13 Des 2018, 09:18 WIB
Diterbitkan 13 Des 2018, 09:18 WIB
Sosialisasi Satgas Saber Pungli di Car Free Day
Satgas saber pungli menunjukkan buku imbauan saat mensosialisasikan tolak pungli di Car Free Day, Jakarta, Minggu (12/11). Satuan tugas sapu bersih pungutan liar (saber pungli) terus gencar melakukan sosialisasi anti pungli. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Saber Pungli Komjen Putut Eko Bayuseno membeberkan capaian timnya selama dua tahun terakhir. Menurutnya, Satgas Saber Pungli telah operasi tangkap tangan (OTT) sebanyak 8.424 selama Oktober 2016 hingga Oktober 2018.

"OTT ini dilakukan oleh Satgas Saber Pungli bersama dengan Unit Pemberantasan Pungli (UPP) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), UPP Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), UPP Provinsi dan Kabupaten/Kota," kata Putut di Rakernas Satgas Saber Pungli 2018 di Bogor, Kamis (13/12/2018).

Banyaknya kasus Pungli ditemui di lapangan, menjadi konsen khusus agar tiap Unit Pemberantasan Pungli (UPP) tidak salah tangkap.

Sekretaris Satgas Saber Pungli Irjen Widiyanto Poesoeko menambahkan, tiap UPP disarankan membuat standar operasional prosedur (SOP), dimana OTT dilakukan secara sistematis.

"Jadi agar tak salah tangkap, ada SOP diawali dengan temuan yang ditindaklanjuti penyelidikan oleh Pokja Intelijen, kemudian dilimpahkan kepada Pokja Penindakan untuk dilakukan OTT dengan memperhatikan saran dan masukan dari Pokja Yustisi," jelas Widiyanto.

Karenanya, Widiyanto mendorong kerja seluruh Satgas Saber Pungli bisa lebih baik lagi. Menurut dia, saat ini Satgas Saber Pungli telah menjadi harapan masyarakat dalam perbaikan fungsi dan pelayanan.

"Lakukan kerja sama yang baik bersama elemen masyarakat dalam rangka pemberantasan pungli, terutama kebiasaan-kebiasaan negatif yang terjadi di masyarakat," Widiyanto menyudahi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya