Liputan6.com, Jakarta - Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah kesulitan mengakses lokasi terdampak tsunami Selat Sunda. Hal itu diungkapkan Bupati Pandeglang Irna Narulita.
Menurut dia, lokasi sangata sulit. "Jarak tempuh jauh, cuaca ektrem," ungkapnya.
Kondisi cuaca juga tak mendukung. Kawasan Pandeglang diguyur hujan selama berjam-jam. Hujan deras terjadi sejak pukul 2 dini hari dan baru berhenti pukul 07.30.
Advertisement
"Alat-alat berat kesulitan masuk," ujar Irna.
Saat tim penyelamat akan masuk ke lokasi, air kembali meninggi. Diputuskan agar tim mundur ke lokasi aman.
Irna mengatakan, sebagian warga kini masih mengungsi ke daerah perbukitan. Pagi ini, tim akan kembali ke lokasi terjangan tsunami untuk melakukan evakuasi lanjutan.
Sejauh ini, menurut Irna, 23 orang meninggal dan baru 288 orang korban tsunami yang berhasil dievakuasi.
43 Korban Meninggal
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut korban tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Saat ini, jumlah korban telah mencapai 43 orang.
"Data sementara pagi pukul 07.00 WIB, total dampak tsuami mencapai 43 meninggal dunia," kata Sutopo, Mingggu (23/12/2018).
Dia menambahkan, jumlah korban luka akibat tsunami mencapai 584 orang. Selain itu dua orang dinyatakan hilang.
"430 unit rumah rusak berat. Sembilan hotel rusak, 10 kapal rusak berat, banyak mobil terkena dari dampak tsunami ini," ucap Sutopo.
Dari tiga kabupaten yang terkena tsunami, daerah yang paling parah terkena bencana tsunami ini terletak di Kabupetan Pandeglang. Tepatnya di daerah wisata.
"Sekitar Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Laga, Pantau Lanimbang, dan Pantai Carita," ucap Sutopo.
Saksikan video pilihan di bawah iniÂ
Advertisement