Dirjen Hubdat: Angka Kecelakaan Selama Periode Angkutan Natal Turun Drastis

Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat), Budi Setiyadi Budi saat konferensi pers yang digelar di Kementerian Perhubungan, Rabu (26/12).

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Des 2018, 15:07 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 15:07 WIB
Dirjen Hubdat: Angka Kecelakaan Selama Periode Angkutan Natal Turun Drastis
Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat), Budi Setiyadi Budi saat konferensi pers yang digelar di Kementerian Perhubungan, Rabu (26/12).

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat), Budi Setiyadi meyakini adanya perubahan pola masyarakat dalam melakukan Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hal tersebut disampaikan Budi saat konferensi pers yang digelar di Kementerian Perhubungan, Rabu (26/12).

“Perilaku masyarakat kini tak hanya sekedar pulang kampung saja. Kini juga mulai banyak yang ke tempat- tempat wisata,” ujar Budi.

Dalam konferensi pers tersebut, Budi menekankan mengenai turunnya angka kecelakaan selama periode Natal kemarin serta puncak pergerakan kendaraan dan orang pada 21-22 Desember kemarin.

“Berdasarkan data Kepolisian, dibandingkan angka kecelakaan pada 2017, tahun ini turun sekali. Tahun 2017 ada 634 kecelakaan, sementara tahun 2018 turun menjadi 284 kecelakaan. Terjadi penurunan sebesar 55%,” terang Budi.

Lebih lanjut, jumlah penumpang kapal penyeberangan di Pelabuhan Penyeberangan Merak mengalami lonjakan penumpang pada 21-22 Desember hingga 45% dibandingkan tahun 2017.

Pada 2018, tanggal 21 Desember tercatat jumlah penumpang sebanyak 51.834 orang sementara pada hari yang sama tahun 2017 sebanyak 35.714 orang dan pada 22 Desember sebanyak 66.897 orang, sementara tahun lalu sebanyak 56.419 orang. Jumlah kendaraan tahun ini juga bertambah hingga 36% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dirjen Budi juga sempat membahas mengenai dampak tsunami Selat Sunda yang tidak berdampak banyak bagi operasional kapal penyeberangan.

“Saat ada tsunami air sempat surut sehingga kapal tidak bisa bersandar. Namun sejak kejadian itu jumlah penumpang menurun drastis hingga sekarang karena banyak masyrakat yang khawatir,” terang Budi.

Sementara itu, pertumbuhan kendaraan di jalan tol Jakarta- Cikampek maupun di Cileunyi terjadi kenaikan arus kendaraan pada 21-22 Desember sebagai puncaknya.

“Dibanding tahun 2017, di Cileunyi bertambah 27%. Kalau tahun lalu banyak masyarakat Jawa Tengah masih menggunakan jalan itu tapi sekarang mereka memilih menggunakan jalan tol Trans Jawa. Kenaikan ini prediksi saya karena pertumbuhan kendaraan yang cukup tinggi,” jelas Budi.

Selama masa Natal 2018 kemarin ada beberapa kejadian menonjol antara lain kemacetan di Medan-Berastagi sepanjang 4 km akibat truk mogok, di Bali tepatnya daerah Negara yaitu kondisi air meluap ke atas jembatan saat hujan lebat, serta jembatan longsor di jalur Malangbong Garut.

“Kenaikannya sangat signifikan sekali. Artinya ini menjadi peringatan bagi kita untuk Angkutan Lebaran nanti bila jalan tol Lampung ke Palembang sudah berfungsi dan menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat dari Sumatera ke Jawa maupun sebaliknya,” kata Budi.

Persiapan Angkutan Tahun Baru 2019

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat), Budi Setiyadi.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat), Budi Setiyadi.

Terkait persiapan arus balik pada saat Tahun Baru nanti Dirjen Budi menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian, Jasa Marga, dan Kementerian PUPR.

“Masyarakat mulai kembali dari libur Natal pada tanggal 24-25. Kemarin masih ada 57 ribu kendaraan yang belum kembali ke Jakarta, perkiraan saya sampai tanggal 1 nanti puncak arus balik Tahun Baru,” jelas Budi.

Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan pembatasan kendaraan barang dan pembatasan operasional angkutan barang.

Untuk pembatasan operasional angkutan barang pada tanggal 28 Desember 2018 mulai pukul 00.00 WIB sampai dengan tanggal 29 Desember 2018 pada pukul 24.00 WIB berlaku pada ruas dua arah meliputi:a) jalan tol Jakarta – Merak;b) jalan tol Prof. Soedyatmo;c) jalan tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/JORR);d) jalan tol Bawen – Salatiga;e) jalan nasional Medan – Brastagi Tanah Karo;f) jalan nasional Tegal – Purwokerto; dang) jalan nasional Mojokerto – Caruban.

Sementara pada ruas satu arah meliputi:a) jalan tol Jakarta – Cikampek, arah ke Cikampek;b) jalan tol Cikampek – Padalarang – Cileunyi, arah ke Cileunyi;c) jalan nasional Pandaan – Malang, arah ke Malang;d) jalan nasional Probolinggo – Lumajang, arah ke Lumajang; dane) jalan nasional Gilimanuk – Denpasar, arah Denpasar.

“Untuk pembatasan operasional angkutan barang juga berlaku pada tanggal 1 Januari 2019 mulai pukul 00.00 WIB sampai dengan pukul 24.00 WIB pada ruas jalan tol Jakarta – Cikampek, arah Jakarta dan jalan nasional Denpasar – Gilimanuk, arah ke Gilimanuk,” ucap Budi.

Dirjen Hubdat memprediksikan, hingga tanggal 1 nanti tidak terjadi kemacetan parah. Selain itu pemerintah sudah berupaya melakukan rampcheck terhadap kendaraan yang digunakan untuk Angkutan Nataru.

“Sekarang pada lokasi rawan kami tempatkan petugas, misalnya di Tanjakan Emen kami siapkan petugas yang berjaga 24 jam,” tutup Budi.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya