Firasat Kakek Amsur Sebelum Putrinya Meninggal karena Longsor Sukabumi

Amsur mendengar kabar longsor dari alat pengeras suara Kampung Cimapag. Dia bergegas ke Desa Sirnaresmi mencari jasad Atsih hingga pukul 22.00 WIB.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jan 2019, 08:32 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2019, 08:32 WIB
Penampakan Longsor Dusun Cimapag yang Rata dengan Tanah
Tim SAR dibantu warga sekitar berusaha mencari orang yang tertimbun longsor di Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Selasa (1/1). Longsor menerjang satu dusun jelang malam tahun baru pukul 17.00 WIB. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Sukabumi - Amsur (80) duduk merenung. Kakek itu ditinggal anak perempuannya, Atsih, yang meninggal karena longsor di Desa Sirnaresmi, Sukabumi.

Amsur mengaku punya firasat sebelum terjadinya longsor. Dia menceritakan pelan sambil mengisap rokok kretek.

"Jadi badan itu pada lemas, jadi enggak mau ke mana-mana, enggak mau aktivitas," ucap Amsur terbata-bata, di lokasi longsor, Sukabumi, Rabu, 2 Januari 2018.

Firasat itu dirasakan Amsur sejak sebelum longsor yang terjadi pada Minggu petang, 31 Desember 2018 pukul 17.20 WIB.

"Jadi mau aktivitas apa pun segen, hawanya enggak mau, biasanya kan kalau habis Subuh berangkat (bertani) rajin," kata dia.

Suami Atsih sudah meninggal. Rumah Amsur dan putrinya itu pun beda wilayah. Amsur mengatakan, pada Senin pagi, Atsih mengajaknya ke rumah untuk berkumpul bersama dua cucu laki-laki.

Namun, Amsur menolak datang. Rasanya terasa berat beranjak dari rumah. Ada yang mengganjal pikirannya untuk menghampiri Atsih. Benar saja, sore harinya Desa Sirnaresmi sudah luluh lantak dihantam tanah longsor.

"Sorenya kejadian," ucap dia.

Amsur mendengar kabar longsor dari alat pengeras suara kampung Cimapag. Dia bergegas ke Desa Sirnaresmi dan mencari jasad Atsih hingga pukul 22.00 WIB.

Namun, sang putri sudah tiada. Kini Amsur tinggal bersama dua cucu yang masih bocah. Hengki dan adiknya selamat dari tanah longsor. "Sama putranya dua-duanya selamat," ucap Amsur.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Perjalanan Kereta Dihentikan

Sementara itu, perjalanan kereta api (KA) penumpang tujuan Bogor-Sukabumi terganggu akibat longsor di Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/1/2019) sekitar pukul 15.30 WIB.

Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Edy Kuswoyo menyebut ada empat titik longsor di jalur lintas Bogor-Sukabumi. Hal ini menyebabkan terganggunya perjalanan KA Pangrango.

Titik longsor tersebut yakni di petak jalur Bogor-Maseng tepatnya di KM 12 + 700, 12 + 200/ 300, 11 + 00/100, dan 11 + 200/300 dengan kedalaman 7 meter.

"Longsor diakibatkan curah hujan yang tinggi di kawasan Bogor dan sekitarnya," kata Edy, saat dihubungi Liputan6.com.

Longsor menyebabkan jalur kereta ambles sepanjang kurang lebih 10 meter. Akibatnya rel mengantung di bibir Sungai Cisadane.

Karena dianggap membahayakan keselamatan, PT KAI terpaksa menghentikan dan membatalkan perjalanan KA Pangrango. "Untuk sementara dilakukan pembatalan sejumlah perjalanan KA dan pemotongan relasi KA," ujar Edy.

Untuk menangani gangguan tersebut, PT KAI telah menerjunkan tim sebagai upaya meminimalisasi terganggunya perjalanan KA orang maupun barang di lintas Bogor-Sukabumi.

Terkait longsor di jalur lintas Bogor-Maseng, PT KAI mengatur perjalanan KA Pangrango untuk hari ini. KA 393 Relasi Sukabumi-Bogor berjalan hanya sampai Stasiun Maseng, dan KA 394 Relasi Bogor-Sukabumi berangkat dari Stasiun Maseng.

Untuk esok hari, KA Pangrango relasi Sukabumi-Bogor berjalan hanya sampai Stasiun Cigombong, dan KA Pangrango relasi Bogor-Sukabumi berjalan dari Stasiun Cigombong.

"Kebijakan ini berlaku sampai perbaikan selesai," ujar Edy.

Kemudian, bagi penumpang yang telah mempunyai tiket KA Pangrango dengan relasi Sukabumi-Bogor atau sebaliknya, bisa membatalkan perjalanannya dengan mendatangi stasiun terdekat.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya