WP KPK: Teror terhadap Pimpinan Tak Ciutkan Nyali Memberantas Korupsi

Yudi berharap, pelaku teror segera dijerat termasuk pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan.

oleh Muhammad Radityo PriyasmoroFachrur Rozie diperbarui 09 Jan 2019, 20:58 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2019, 20:58 WIB
Rumah Wakil Ketua KPK, LaOde Syarif
Pewarta melihat-lihat kondisi rumah Wakil Ketua KPK, La Ode Muhammad Syarif di kawasan Kalibata, Jakarta, Rabu (9/1). Sebelumnya, terjadi lemparan molotov di rumah Wakil Ketua KPK, La Ode Muhammad Syarif. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo menyebut teror yang terjadi di kediaman dua pimpinan lembaga antirasuah itu merupakan ujian bagi pemberantasan korupsi.

"Kami meyakini tindakan teror ini merupakan upaya untuk menimbulkan rasa takut dan gentar di hati pimpinan dan pegawai KPK agar berhenti menangkapi koruptor dan menciptakan Indonesia bersih," ujar Yudi saat dikonfirmasi, Rabu (9/1/2019).

Namun, tindakan teror tersebut menurutnya tak akan menyurutkan lembaga antirasuah dalam mengungkap tindak pidana korupsi. Justru, hal tersebut semakin memperteguh semangat pemberantasan tindak pidana korupsi, apa pun risikonya.

"Bahwa teror-teror kepada pimpinan KPK dan pegawai KPK tidak akan pernah menciutkan nyali kami dalam memberantas korupsi di negeri ini," kata dia.

Yudi dan pegawai KPK lainnya pun mengecam tindakan teror terhadap dua komisioner KPK. Yudi berharap, pelaku teror segera dijerat termasuk pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan.

"Presiden Joko Widodo harus dapat membongkar berbagai upaya pelemahan KPK melalui teror kepada pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Laode M Syarif saat ini, maupun pegawai termasuk kasus penyerangan terhadap penyidik senior Novel Baswedan," kata dia.

Sementara, Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut teror terhadap dua komisioner KPK terinspirasi dari tindakan teror terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.

"Teror terhadap pimpinan KPK mungkin terinspirasi dari teror-teror sebelumnya yang berhasil, seperti yang dialami Novel Baswedan, mengingat penegak hukum belum dapat mengungkap pelakunya hingga hari ini," ujar Koordinator ICW Adnan Topan Husodo saat dikonfirmasi, Rabu (9/1/2019).

Oleh karena itu, Adnan meminta agar sistem keamanan terhadap para pimpinan dan pegawai KPK kian diperketat.

"KPK juga perlu membangun sistem keamanan yang lebih baik, yang ditujukan kepada seluruh pegawai KPK, terutama yang rawan terhadap target teror," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kondisi Rumah Ketua KPK

Sementara itu, menurut penuturan warga bernama Melky, tetangga yang tinggal di depan rumah Ketua KPK Agus Rahardjo, keramaian di gang rumah setiap harinya sudah berlangsung sejak pukul 4 pagi. Menjelang azan Subuh, pedagang keliling juga sudah mulai berlalu-lalang.

"Pagi-pagi sudah ramai, tukang sayur tukang tahu, sudah ramai emang," kata Melky (60) di lokasi kejadian, Perumahan Graha Indah, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/1/2019).

Gang rumah Agus, lanjut Melky, termasuk jalan utama kompleks perumahan tersebut.

"Jadi ramai ini jalan, gang dibuka terus, jalan utama, pagi sampai malam, jadi banyak dibukanya," jelas dia.

Pantauan Melky, sehari-harinya Agus selalu dikawal tim patroli, baik berangkat mau pun saat pulang. Agus dikatakan berangkat sekira pukul 8 pagi, dan pulang sekira pukul 10 malam.

"Jadi ramai pengawal-pemgawalnya, kalau Pak Agus mau pulang dan berangkat, seperti tadi berangkat jam 8 kira-kira ramai itu pengawal," Melky menyudahi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya