Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi dengan magnitudo 5,9 terjadi di Kepulauan Aru, Sabtu, 26Â Januari. Petugas Badan Meteoroligi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ambon bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Aru masih melakukan pemantauan terhadap dampak dari gempa tersebut.
"Data yang kami terima dari BPBD Kepulauan Aru kalau dampak gempa kemarin menyebabkan satu orang mengalami luka ringan dan tiga rumah penduduk serta sebuah rumah sakit juga mengalami kerusakan ringan," kata Seksi Data dan Informasi BMKG, Andi Azhar di Ambon, Minggu (27/1/2019).
Baca Juga
Satu korban yang mengalami luka ringan itu disebabkan panik dan terjatuh saat terjadi gempa tektonik. Menurut Andi Azhar, tiga rumah penduduk dan satu bangunan rumah sakit yang mengalami rusak ringan terjadi karena ada atap yang terjatuh serta dinding rumah warga mengalami keretakan.
Advertisement
"Kabupaten Kepulauan Aru secara geografis wilayahnya terdiri dari banyak pulau sehingga petugas sulit melakukan pemantauan secara cepat ke seluruh pulau atau pun mendapatkan informasi dari warga," katanya.
Dia juga memastikan gempa tektonik ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang pasang atau tsunami sehingga warga Kepulauan Aru diimbau tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu menyesatkan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Korban
Sementara Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Kepulauan Aru, Fedrik Hendrik melaporkan satu korban luka ringan saat terjadi gempa tektonik bernama Shintia Gaspers.
Kemudian tiga rumah warga yang mengalami kerusakan dan sudah terdata BPBD adalah Yohanis Kolriri, Nurwin Keleandan, dan Mathias Atjas, ditambah sebuah bangunan rumah sakit di Kota Dobo.
Rumah keluarga Kolriri terletak di jalan Mutiara RT 015/005 dan Nurwin Keleandan di Jalan Wiliam Harman RT 010/RW 004 masing-masing di Kelurahan Galay Dubu.
Sedangkan rumah keluarga Mathias Atjas terletak di Jalan Cendrawasih RT001/RW 005 Kelurahan Siwalima.
Dikatakan, kendala yang dihadapi tim dalam menghimpun data bencana akibat kurangnya informasi dari masyarakat terkait kerusakan yang terjadi, kemudian kondisi geografis wilayah menyebabkan dampak kerusakan di kecamatan lain di luar Mota Dobo belum dapat dihimpun.
Advertisement