Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi melantik Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024. Pelantikan digelar di Istana Negara Jakarta, Rabu (13/2/2019). Resmi menjadi Gubernur Jatim, Khofifah meminta agar masyarakat Jawa Timur menjaga persatuan dan kesatuan.
"Hari ini kami dan Mas Emil insyaallah akan dilantik oleh Pak Presiden. Kami tentu memohon doa seluruh warga bangsa, terutama warga Jawa Timur. Proses Pilkada sudah selesai, mari kembali kita rajut kebersamaan, kebersatuan," kata Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/2/2019) siang.
Baca Juga
Sempat dua kali gagal dalam kontelasi Pilkada Jatim, berikut perjalanan politik Khofifah sebelum berhasil menduduki kursi Jatim 1:
Advertisement
1. Dua Kali Kalah
Pilkada jatim 2018 lalu merupakan pertarungan ke-3 kalinya setelah sebelumnya dua kali kalah dari pasangan yang sama, Soekarwo-Saifullah Yusuf atau Pakde Karwo-Gus Ipul. Ia bahkan sempat menggugat hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi saat dirinya memiliki selisih suara yang tipis dari Pakde Karwo.
Soal pertarungan pada Pilgub Jatim lalu, Khofifah menghargai hal tersebut sebagai proses demokrasi yang memang harus dilalui. Menurutnya, hal yang terjadi antara dirinya dan Pakde Karwo di masa lalu tidak perlu dipermasalahkan.
"Sebetulnya ketika kita berkonstetasi seperti ini kan kita sedang menggerakkan proses demokrasi jadi kalau tidak ada kontestan, tidak ada proses demokrasi," jelas Khofifah.
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
2. Mundur dari Mensos
Setelah mantap maju Pilkada jatim 2018, Khofifah memutuskan mundur dari kursi Menteri Sosial (Mensos). Khofifah mengaku akan fokus ke Jawa Timur. "Hatiku di Jawa Timur, tapi masih harus di Jakarta. Besok sertijab," kata Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (17/1/2018).
Khofifah mendaftar Pilkada Jawa Timur 2018 melalui Partai Demokrat. Dia menyatakan, keputusannya maju melalui Demokrat bukan secara tiba-tiba.
"Ini tidak tiba-tiba, teman-teman kan sudah saya sampaikan bahwa saya sudah pernah silaturahim dengan para pimpinan partai. Silaturahim saya dengan ketua partai, termasuk di dalamnya Pak SBY, Pak Sekjen bulan Agustus lalu," kata Khofifah.
Dia percaya, bersama Partai Demokrat dapat membangun bersama untuk memajukan masyarakat Jawa Timur yang berbasis kekuatan religius.
Â
Advertisement
3. Kisah Pertemuan dengan Emil
Khofifah mengaku mengenal Emil pertama kali saat pemilihan Bupati Trenggalek. Kala itu, Khofifah juga sempat bertegur sapa dengan istri Emil, Arumi Bachsin.
Emil meninggalkan jejak di ingatan Khofifah sebagai sosok yang santun dan cerdas saat pertemuan perdana itu. Semakin lama mengenali Emil, Khofifah kagum melihat cara kerja Bupati Trenggalek itu. Khofifah menilai Emil mampu membangun Trenggalek dalam waktu yang terbilang singkat.
Menurut Khofifah, pembangunan di Jawa Timur masih belum merata terutama di bagian selatan. Oleh sebab itu, Khofifah tertarik untuk "melamar" putra pertama mantan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak itu sebagai pendampingnya di Pilgub Jatim.
Usai menjalani masa kampanye yang cukup panjang, Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim) merampungkan rekapitulasi penghitungan suara tingkat provinsi. Hasilnya, pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak sebagai pemenang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim.
Ketua KPU Jawa Timur Eko Sasmito mengumumkan, pasangan calon gubernur nomor urut 1 Khofifah-Emil yang diusung koalisi Partai Demokrat, Golkar, Hanura, PPP, PAN, dan Nasdem itu memperoleh 10.465.218 suara atau 53,55 persen. Sedangkan, pasangan nomor urut 2 Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno, yang diusung koalisi PDIP, PKB, PKS dan Gerindra, memperoleh 9.076.014 suara atau 46,5 persen.
Tak lama setelah terpilih menjadi orang nomor satu di Jatim, Khofifah-Emil kembali membuat keputusan yang menyita perhatian publik, keduanya mendukung capres Jokowi-Maruf. Meski memberim dukungan, keduanya tidak bergabung dengan Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin di Jatim. Keduanya ternyata masuk di Jaringan Kiai-Santri Nusantara (JKSN) untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Â