BPN: Program PKH Sudah Dicanangkan Sejak Era SBY

Dalam kunjungannya ke daerah, ditemukan warga diminta mengucapkan testimoni terima kasih kepada Jokowi dalam bentuk video atas progam PKH.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2019, 08:57 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2019, 08:57 WIB
[Bintang] Desy Ratnasari
Desy Ratnasari. (Nurwahyunan/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi bidang Pemberdayaan Perempuan, Desy Ratnasari menyesalkan Program Keluarga Harapan (PKH) hanya diklaim sebagai prestasi presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurutnya, Jokowi tidak jujur lantaran mengklaim prestasi tersebut.

Desy pun bercerita tentang pengalaman kunjungan kerjanya di salah satu daerah. Dalam kunjungannya, warga diminta mengucapkan testimoni terima kasih kepada Jokowi dalam bentuk video atas progam PKH. Padahal program itu sudah dicanangkan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Program PKH adalah program yang sudah dicanangkan di tahun 2007, di zaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jadi claiming itu, menurut saya adalah ketidakjujuran," kata Desy dalam diskusi di Media Center Prabowo-Sandi, Jl Sriwijaya I No 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (26/2).

Politikus PAN itu tidak mempermasalahkan bila video tersebut guna mempromosikan Jokowi untuk kepentingan Pilpres. Tetapi, Desy menyesalkan bahwa mestinya poin testimoni warga juga menyebutkan prestasi Komisi VIII DPR yang menyetujui program PKH.

"Karena 10 fraksi, termasuk kami, PKS, PAN, Gerindra, menyetujui di dalamnya walaupun kami nggak mendukung Joko Widodo saat ini, itu baru jujur," ucap Desy.

"Jadi kalau nggak ada kami yang menyetujui anggaran dinaikkan 10 juta tambahan program PKH, itu nggak akan berjalan, nah itu kejujuran melalui kampanye claiming program ini, program Pak Jokowi dan harus buat testimoni," sambungnya.

Atas dasar tersebut, Desy menilai Jokowi bersikap tidak jujur. Aktris senior meminta kampanye dilakukan dengan cara sehat dan mencerdaskan masyarakat.

"Dan menurut saya selain memunculkan ketidakjujuran, juga munculkan pemikiran pendapat saya bahwa kenapa kita harus berikan sebuah pernyataan yang menghina nalar cerdas dari masyarakat Indonesia, kan tujuan Indonesia dibentuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kalau gitu kita ajak masyarakat kita pintar, bukan hanya bagi-bagi saja," imbuh Desy.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya