Menristekdikti Dorong Lulusan Perguruan Tinggi Jadi Pencipta Lapangan Kerja

Menristekdikti Mohamad Nasir mendorong lulusan perguruan tinggi agar tidak hanya menjadi pencari lapangan kerja.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 28 Mar 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2019, 11:00 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir
Menristekdikti Mohamad Nasir (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Di hadapan 4.000 mahasiswa Bidikmisi dan sivitas akademika Universitas Brawijaya, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong lulusan perguruan tinggi agar tidak hanya menjadi pencari lapangan kerja. Namun juga harus mampu menciptakan lapangan kerja, sehingga berkontribusi langsung bagi perekonomian masyarakat.  

Ia mengatakan, kunci untuk menciptakan lapangan pekerjaan saat ini adalah jiwa kewirausahaan, penguasaan teknologi, dan inovasi.

"Lulusan perguruan tinggi jangan hanya menjadi pencari lapangan kerja (job seeker) namun juga harus mampu menjadi pencipta lapangan kerja (job creator). Jiwa kewirausahaan mahasiswa dan inovasi harus ditumbuhkan di perguruan tinggi," ucap Nasir dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/3/2019).

Nasir menyampaikan, inovasi yang  diciptakan kalangan milenial Indonesia saat ini sudah mampu menggerakkan perekonomian negara dan masyarakat. Seperti halnya inovasi yang dilakukan para unicorn startup di Indonesia, yaitu Gojek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka.

Nasir menambahkan, perusahaan startup Indonesia yang masuk kategori unicorn semuanya merupakan hasil inovasi anak-anak muda milenial. Unicorn sendiri merupakan gelar yang diberikan pada suatu startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari US$ 1 miliar. 

Oleh karena itu, Menristekdikti mendorong kalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa penerima Bidikmisi UB, untuk meningkatkan kompetensi dan jiwa kewirausahaan karena ijazah saja tidak cukup. Kampus harus menjadi tempat menciptakan riset dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat yang saat ini didominasi kalangan milenial.

Ia mengatakan, kalangan milenial nanti akan menghadapi persaingan pekerjaan yang lebih ketat dibandingkan saat ini. 

"Pada era disrupsi saat ini, terjadi perubahan besar jenis pekerjaan, diperkirakan sekitar 75 juta hingga 375 juta orang pergeseran pekerjaan. Kaum milenial harus mampu memenangkan persaingan global dengan menguasai teknologi dan berinovasi," jelas Nasir.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Universitas Kelas Dunia

Pada kesempatan yang sama, Nasir juga memuji Universitas Brawijaya yang telah menghasilkan berbagai prestasi baik tingkat mahasiswa maupun dosennya. Nasir pun mendorong UB untuk memacu diri guna meningkatkan kualitas lebih baik lagi agar masuk dalam jajaran perguruan tinggi kelas dunia (World Class University). 

Saat ini, UB masih berada pada peringkat 801-1.000 dunia. Nasir berharap UB nantinya mampu menembus 500 besar dunia dalam waktu dekat. 

Rektor Universitas Brawijaya, Nuhfil Hanani menyambut baik arahan Nasir untuk menjadikan UB kampus kelas dunia. Nuhfil menjelaskan, saat ini UB telah memiliki 19 program studi yang memiliki akreditasi internasional. 

Ia pun meminta kepada seluruh sivitas akademika Universitas Brawijaya untuk berperan aktif dalam upaya mewujudkan 'World Class University' dengan mengukir prestasi di kancah internasional serta memperbanyak penelitian dan jurnal ilmiah. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya