Bara Hasibuan: Ada Kemungkinan PAN Gabung di Pemerintahan

Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan menilai partainya lebih baik berada dalam jajaran pemerintah.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jun 2019, 06:54 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2019, 06:54 WIB
20151229-Wakil-Ketua-Umum-PAN-Bara-Hasibuan
Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan menilai partainya lebih baik berada dalam jajaran pemerintah. Alasannya, secara historis PAN memang selalu berada dalam pemerintahan.

"Pertimbangannya macam-macam kita kan secara historis dari organisasi kita berdiri Agustus 98 sampai sekarang sebagian besar waktu kita ada di pemerintahan jadi memang sudah jadi pola dan tradisi dalam PAN buat ada di pemerintahan," kata Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Menurut dia, jika ada dalam pemerintahan, usaha PAN untuk berbuat lebih bagi masyarakat, dapat efektif.

"Kalau kita memutuskan keterlibatan ke depan untuk menjawab berbagai tantangan Indonesia. Banyak kan, kemiskinan, intoleransi. PAN memang sebaiknya ada di pemerintahan, jika dalam pemerintahan Jokowi maka akan kami lakukan," sambung dia.

Bara menegaskan, tidak tertutup kemungkinan partainya bergabung ke koalisi pemerintahan. Dia mengatakan, peluang PAN bergabung dengan pemerintahan Jokowi sangat terbuka lebar.

"Kemungkinan itu ada tapi nanti kita liat semua setelah proses di MK selesai. Tapi kemungkinan itu ada," ungkap Bara.

 

Harus Dibicarakan Internal

20151229-Refleksi-Akhir-Tahun-PAN-Jakarta-IA
Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan memberikan keterangan refleksi akhir tahun di Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (29/12). PAN menyampaikan pandangannya dalam menyikapi permasalahan pemerintahan sepanjang tahun 2015. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Meski begitu, Bara melanjutkan, gabung koalisi pemerintah harus dibicarakan lagi dalam rapat internal, atau forum sekelas Rapat Kerja Nasional (Rakernas).

"Ya nanti ada, kita kan punya mekanisme, di Rakernas," ucapnya.

Sebelumnya, Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin mengaku telah berbincang dengan Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno terkait kemungkinan bergabungnya partai berlambang matahari itu ke kubu Jokowi-Ma'ruf.

Ngabalin menuturkan, PAN memiliki kesamaan visi dengan pemerintah untuk membangun bangsa. Dia berharap, PAN bisa menjadi kekuatan baru di parlemen untuk Jokowi-Ma'ruf.

"Tentu kita berharap PAN jadi kekuatan di parlemen, pemerintah dan parlemen juga harus membangun kekuatan dalam memikirkan program-program pemerintah dan negara," ujar Ngabalin di rumah dinas Ketua DPR, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).

Ngabalin mengaku telah meminta Eddy Soeparno untuk mempengaruhi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bergabung dengan Jokowi.

"Kalau Sekjen yang mendampingi dan membisiki ketua umum kan pasti kalimat-kalimat bagus, motivasi yang terbaik. Apalagi bung Eddy kan teman lama. Kalau orang lain yang membisiki ketua umum bisa lain maknanya," ucapnya.

Soal Amien Rais?

Ngabalin mengatakan tak masalah jika Dewan Kehormatan PAN Amien Rais masih kukuh beroposisi dengan Jokowi. Sebab, kata dia, ketum dan sekjenlah yang bisa membuat kebijakan mengarahkan partai untuk kepentingan menyiapkan kadernya ke depan di parlemen maupun eksekutif.

"Kalau saya lihat beberapa keterangan dan langkah, saya kira PAN akan berpikir untuk bisa menyiapkan kader-kader terbaik. Kader-kader terbaik itu tidak ada lain kecuali bisa menyiapkan yang terbaik untuk di parlemen, pemerintah, dan tempat-tempat lain," tandas Ngabalin.

Reporter: Sania Mashabi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya