Liputan6.com, Bogor - Gerombolan monyet menyerbu Pasar Ciampea Baru, Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Monyet berekor panjang ini turun dari Gunung Kapur diduga karena kelaparan akibat musim kemarau.
Pantauan Liputan6.com, puluhan monyet abu itu tampak memadati tempat pembuangan sampah di Pasar Ciampea Baru. Terkadang beberapa monyet lainnya masuk ke area pasar tradisional tersebut.
Baca Juga
Bahkan, induk dan anakan satwa ini sempat naik ke atap salah satu kios. Selain itu, berlarian ke jalan kampung penduduk. Meski liar, keberadaannya tak menganggu warga.
Advertisement
Menurut sejumlah pedagang Pasar Ciampea Baru, monyet-monyet itu setiap tahun menyerbu Pasar Ciampea. Menurutnya, hal itu hanya berlangsung saat musim kemarau saja. Sumber makanan satwa liar itu mengalami kekeringan.
"Sudah 2 bulan terakhir gerombolan monyet turun gunung dan mencari makanan di tempat sampah," kata Mustaqor, pedagang sayur di Pasar Ciampea Baru, Kamis (1/8/2019).
Apabila para pedagang tutup pada sore hari, monyet-monyet itu lantas menyerbu pasar untuk mencari makanan di lapak-lapak pedagang. Kalau tidak ada makanan, beberapa ekor monyet masuk ke dalam dapur warga.
"Kalau tidak ada makanan, mereka akan kembali dan mengobrak-abrik tempat sampah," kata dia.
Namun demikian serbuan monyet itu tidak memengaruhi aktivitas warga khususnya pedagang maupun pengunjung pasar. Sebab, gerombolan monyet itu hanya muncul di waktu tertentu, seperti pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB hingga 08.00 WIB serta sore hari sekitar pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB.
"Kadang siang hari juga suka turun, tapi ga berani sampai masuk ke pasar. Cuma di belakang, tempat sampah saja," ujar pedagang ayam potong ini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lebih dari 100 Ekor
Menurut warga jumlah monyet ekor panjang yang ada di Gunung Kapur lebih dari 100 ekor, baik berukuran besar yang rata-rata adalah betina sambil mengendong anaknya.
Kawanan monyet selalu dipimpin seekor monyet yang menurut pengamatan warga, adalah yang paling tua berbulu putih mirip uban dan cokelat seperti anggota kawanan yang lainnya.
Konon, satu dari ratusan ekor monyet di Gunung Kapur ada monyet jadi-jadian. Dahulu pernah ada kejadian salah satu monyet mati ditembak oleh pemburu.
Pada malam hari setelah penembakan itu, tenda pemburu tersebut diserang ribuan ekor monyet, hingga si pemburu lari kocar-kacir. Padahal, jumlah monyet kala itu hanya berkisar 100-200 ekor saja. Sebab itu, warga sekitar tidak ada yang berani membunuh monyet tersebut.
"Ini sudah jadi mitos di kalangan warga sejak dahulu. Tapi selama kita ga mengganggu ya monyet itu juga ga akan ganggu kita," ujar Syafrudin (50) tokoh masyarakat Desa Bojongrangkas, Kecamatan Ciampea
Advertisement