Mitigasi Dampak Gempa, BNPB Minta Pemerintah Perketat IMB

Hal ini dikarenakan banyak bangunan ditemukan tak sesuai prosedur aman gempa

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 03 Agu 2019, 21:50 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2019, 21:50 WIB
Doni Monardo
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni dalam Rapat Pemanfaatan Lahan Gambut di lantai 15, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (25/7/2019). (Dok BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Pelaksana harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menyatakan, pihaknya mendorong kepala daerah yang berada di zona rawan gempa bumi untuk memperketat Izin mendirikan Bagunan (IMB).

"Daerah-daerah yang banyak penduduknya kayak Sumatera, Jawa dan Sulawesi harus tegas mengecek rumah-rumah tahan gempa," ujar kata Agus di Kantor BNPB Jakarta Timur, Sabtu (3/8/2019).

Agus meyakini, pihaknya sebagai badan yang salah satu fungsinya memitigasi bencana gempa bumi telah memberikan informasi kepada kepala daerah yang wilayahnya rawan.

Bahkan, pihaknya sempat memberikan rekomendasi bila izin mendirikan bangunan tak sesuai standar, sebaiknya dibongkar.

"Kita sudah menginformasikan daerah anda daerah rawan gempa harusnya daerah merspon. Oke harus disosialisasikan bagunan seperti ini biar kalau gak sesuai dibongkar,” jelas dia.

Agus menerangkan, ada visi penangulangan bencana. Antara lain menjauhkan bencana dari manusia.

"Kalau bisa bencananya dipindah. Kalau tidak bisa jauhkan orangnya dari bencana. Kadang-kadang gak bisa juga,”  Agus menyudahi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Peneliti Peringatkan Gubernur DKI Waspadai Potensi Gempa di Atas Magnitudo 8

Mencari Ibu Kota Baru Pengganti Jakarta
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pemerintah saat ini masih terus mengkaji wilayah yang layak untuk menjadi ibu kota baru pengganti Jakarta. (Liputan6.com/JohanTallo)

Peneliti dari Tim Ekspedisi Sesar Palu-Koro, Jojo Rahardjo memperingatkan Gubernur DKI Anies Baswedan untuk mewaspadai munculnya pontensi gempa bumi yang siap mengguncang Jakarta dan sekitarnya.

Pasalnya, menurut Jojo, hal itu bukan isapan jempol belaka terlebih Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati pernah mengatakan hal itu secara gamblang.

“Hal itu dikatakannya 2018 lalu (Oktober). Ia juga memperingatkan adanya ancaman gempa besar di Jakarta hingga lebih dari 8 SR,” kata Jojo saat dikonfirmasi, Sabtu (3/8/2019).

Jojo berharap, Gubernur Anies dapat segera tanggap dengan langkah pencegahan bila bencana alam yang menjadi langganan itu terjadi di ibu kota. Menurutnya, Jakarta saat ini belum cukup siap saat bencana gempa besar benar melanda.

“Semoga jangan hanya berdoa saja, karena dengan persiapan yang benar kita bisa mengurangi risiko atau dampak bencana ini,” nilai dia.

Jojo melanjutkan, ancaman gempa besar yang menghantui Jakarta bukan hanya terjadi satu dua kali diungkap para ahli. Setidaknya, hal itu menjadi topik yang timbul-tenggelam khususnya pasca gempa yang menghentak Banten pada 23 Januari 2018, dan menimbulkan kepanikan besar.

"Semoga peringatan dari para ahli ini tidak diabaikan,” harap Jojo.

Bagi Jojo, saat ini program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) menjadi salah satu hal penting untuk mengurangi risiko dan kerugian bila bencana gempa kuat mengguncang Jakarta dan sekitarnya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya