Liputan6.com, Jakarta - Peneliti dari Tim Ekspedisi Sesar Palu-Koro, Jojo Rahardjo memperingatkan Gubernur DKI Anies Baswedan untuk mewaspadai munculnya pontensi gempa bumi yang siap mengguncang Jakarta dan sekitarnya.
Pasalnya, menurut Jojo, hal itu bukan isapan jempol belaka terlebih Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati pernah mengatakan hal itu secara gamblang.
Baca Juga
“Hal itu dikatakannya 2018 lalu (Oktober). Ia juga memperingatkan adanya ancaman gempa besar di Jakarta hingga lebih dari 8 SR,” kata Jojo saat dikonfirmasi, Sabtu (3/8/2019).
Advertisement
Jojo berharap, Gubernur Anies dapat segera tanggap dengan langkah pencegahan bila bencana alam yang menjadi langganan itu terjadi di ibu kota. Menurutnya, Jakarta saat ini belum cukup siap saat bencana gempa besar benar melanda.
“Semoga jangan hanya berdoa saja, karena dengan persiapan yang benar kita bisa mengurangi risiko atau dampak bencana ini,” nilai dia.
Jojo melanjutkan, ancaman gempa besar yang menghantui Jakarta bukan hanya terjadi satu dua kali diungkap para ahli. Setidaknya, hal itu menjadi topik yang timbul-tenggelam khususnya pasca gempa yang menghentak Banten pada 23 Januari 2018, dan menimbulkan kepanikan besar.
"Semoga peringatan dari para ahli ini tidak diabaikan,” harap Jojo.
Bagi Jojo, saat ini program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) menjadi salah satu hal penting untuk mengurangi risiko dan kerugian bila bencana gempa kuat mengguncang Jakarta dan sekitarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ekspedisi BNPB
Sebelumnya, pada kunjungan ke Jawa Timur, Juni 2019, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo melakukan serangkaian kegiatan di Jawa Timur yang dipusatkan di Banyuwangi.
BNPB melepas tim ekspedisi desa tangguh bencana (Destana), untuk meneliti insiden gempa yang pernah terjadi di tahun 1994 pada di Banyuwangi. Nantinya, ekspedisi ini bukan hanya di Banyuwangi, juga meliputi seluruh desa di wilayah pesisir selatan Pulau Jawa, yang berakhir di Provinsi Banten.
Menurut data BNPB, di Indonesia, terdapat sebanyak 5.744 desa yang rawan terhadap tsunami. Dari jumlah tersebut, 584 desa di antaranya ada di selatan Pulau Jawa.
Advertisement