Liputan6.com, Jakarta Kesenian rakyat asal Banyuwangi, Tari Gandrung, ikut meramaikan suasana jelang pembukaan Kongres V PDI Perjuangan (PDIP) yang digelar di Bali. Sebelum pembukaan besok Kamis (8/8/2019). Tari Gandrung mewarnai suasana jelang pembukaan dengan disaksikan ribuan peserta kongres yang bergiliran datang.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tampak ikut menyaksikan seni tradisi khas Banyuwangi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak-Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Tampak pula Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Bendahara PDIP Olly Dondokambey, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, dan sejumlah petinggi PDIP. Juga hadir Gubernur Bali I Wayan Koster, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan sejumlah kepala daerah lain.
Baca Juga
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, kongres akan menggelorakan kebudayaan Indonesia dengan berbagai bentuknya.
Advertisement
“Hari ini dipersembahkan sejumlah tari-tarian Nusantara untuk menyambut para peserta Kongres, salah satunya Tari Gandrung Banyuwangi pada siang hari. Kemudian pada malam hari, ada malam kebudayaan dengan berbagai pentas budaya,” kata Hasto.
Seusai penampilan Tari Gandrung, Megawati ikut berfoto bersama 50 penari yang merupakan seniman muda asal Banyuwangi. Megawati sebelumnya juga pernah menghadiri Festival Gandrung Sewu yang digelar tiap tahun di Banyuwangi dengan menampilkan lebih dari 1.000 penari Gandrung di bibir Pantai Boom.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih atas diberikannya kesempatan kepada Tari Gandrung Banyuwangi ikut unjuk penampilan dalam rangkaian Kongres PDIP.
“Kami di daerah sangat gembira karena Kongres partai menjadi ajang silaturahim kebudayaan, di mana seni budaya daerah ditampilkan, diekspresikan, membentuk kebudayaan nasional yang beragam dan indah,” papar Anas.
Anas menambahkan, pengembangan festival di Banyuwangi sejak delapan tahun terakhir telah mampu memompa regenerasi para pelaku seni tradisi.
“Kebudayaan menjadi hidup karena dipelajari, ditampilkan, dan diapresiasi dalam berbagai pergelaran festival. Dari sanalah pemajuan kebudayaan daerah dimulai,” ujarnya.
(*)