Liputan6.com, Jakarta Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, secara resmi menyerahkan Bendera Pataka LPTQ kepada Dr. Sunggono dalam sebuah acara khidmat di Masjid Al Hikmah Muhammadiyah, Tenggarong. Penyerahan ini sekaligus mengukuhkan jajaran pengurus LPTQ Kukar masa bakti 2025–2030. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi simbol awal komitmen baru untuk meningkatkan kualitas pembinaan tilawatil Qur’an di Kukar.
Di tengah nuansa religius yang menyelimuti kawasan tersebut, Rabu (16/4/2025) menjadi hari yang penuh makna bagi dunia keagamaan di Kutai Kartanegara. Sebuah bendera dikibarkan, bukan sekadar simbol, tapi pertanda awal dari sebuah tanggung jawab besar yakni membumikan nilai-nilai Al-Qur’an ke seluruh pelosok daerah.
Penyerahan pataka ini menandai pengukuhan formasi kepengurusan baru yang siap mengemban amanah besar: mencetak generasi Qur’ani yang bukan hanya mampu melafalkan ayat suci, tapi juga menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari.
Advertisement
“Pengukuhan ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah awal dari langkah nyata kita bersama untuk memperkuat pondasi spiritual masyarakat Kutai Kartanegara,” ujar Edi Damansyah dalam sambutannya.
Bupati Edi tak berbicara tanpa dasar. Selama beberapa tahun terakhir, LPTQ Kukar telah aktif menyelenggarakan berbagai pelatihan dan lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan. Namun, Edi menggarisbawahi perlunya revitalisasi dan perluasan jangkauan.
“LPTQ memiliki peran strategis, bukan hanya dalam membina qori-qoriah dan hafidz-hafidzah, tetapi juga dalam menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an sebagai landasan moral dan etika masyarakat,” kata Edi Damansyah.
“Saya berharap pengurus baru mampu memperkuat program pembinaan, terutama bagi generasi muda,” sambungnya.
Pernyataan itu menjadi benang merah semangat yang ingin dibawa oleh Dr. Sunggono. Tokoh akademisi yang juga dikenal sebagai aktivis pendidikan dan dakwah ini tampil percaya diri saat memberikan sambutan pertamanya sebagai Ketua Umum LPTQ Kukar.
“Kami menyadari bahwa tantangan ke depan tidak mudah. Namun, dengan semangat kolaboratif dan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan masyarakat luas, insya Allah LPTQ akan menjadi motor penggerak pembinaan Al-Qur’an yang lebih menyeluruh dan inklusif,” ujar Sunggono.
Langkah awal LPTQ di bawah kepemimpinannya akan difokuskan pada pemetaan potensi di tiap kecamatan. Pelatihan intensif untuk qori dan qoriah muda, kelas-kelas tahfidz yang lebih terstruktur, serta pelibatan guru ngaji lokal menjadi prioritas dalam roadmap awal lembaga.
Lebih dari Pengukuhan
Namun hari itu tak berhenti pada pengukuhan semata. Acara juga dirangkai dengan kegiatan sosial yang menjadi penegas semangat kebersamaan. Secara simbolis, Bupati Edi menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat kurang mampu di lingkungan Melayu. Bantuan tersebut disalurkan melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kukar.
Tak ketinggalan, Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah Kukar turut ambil bagian. Mereka menyerahkan beasiswa pendidikan kepada siswa-siswi SMP Muhammadiyah Tenggarong. Bantuan ini bukan hanya bentuk dukungan terhadap pendidikan, tetapi juga sebagai investasi masa depan.
“Kita tidak bisa bicara soal pembangunan tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan masa depan anak-anak kita. Bantuan dan beasiswa ini adalah bentuk nyata sinergi antara pemerintah dan lembaga zakat, sebagai wujud kepedulian terhadap kualitas hidup masyarakat Kukar,” papar Edi.
Acara berlangsung dengan tertib, namun penuh kehangatan. Para tokoh agama, pejabat OPD, dan masyarakat sekitar yang hadir tampak larut dalam suasana. Beberapa warga bahkan menyempatkan diri untuk berbincang ringan dengan para pengurus LPTQ yang baru. Sebagian orang tua terlihat menitipkan harapan agar anak-anak mereka bisa mendapatkan pelatihan tilawah secara gratis.
“Anak saya sudah bisa mengaji, tapi saya ingin dia bisa ikut MTQ juga. Semoga nanti LPTQ bisa datang ke kampung kami,” ujar Ibu Sari, warga Kelurahan Mangkurawang yang hadir membawa dua anaknya.
Dengan pengukuhan ini, LPTQ Kukar menapaki babak baru. Sebuah babak yang menjanjikan pembinaan yang lebih luas, kolaborasi yang lebih kuat, dan pelayanan keagamaan yang lebih menyentuh masyarakat.
Dalam gema takbir dan lantunan doa yang mengiringi penutupan acara, semangat untuk menjadikan Kutai Kartanegara sebagai wilayah religius dan berbudaya Qur’ani kembali ditegaskan. Sebab di tengah arus perubahan zaman, hanya dengan kembali kepada nilai-nilai ilahiyah, peradaban akan tetap tegak dan bermartabat.
Advertisement
