Liputan6.com, Jakarta - Seorang anggota TNI meninggal dunia saat mengamankan demo yang berakhir ricuh di Kabupaten Deiyai, Papua. Dia adalah Serda Ricson Edi Candra yang bertugas di Satuan Yonif Kaveleri/Serbu, Kodam II Sriwijaya yang merupakan warga Jambi.
Ayah Serda Ricson Edi Candra, Suardi di Jambi Kamis (29/8/2019) mengatakan, sebelum meninggal, putranya itu sempat memberi kabar dua hari yang lalu.Â
Baca Juga
"Dua hari yang lalu sebelum kejadian sempat menelepon dan mengirim pesan singkat (SMS) nanyain kabar kedua orang tuanya di Jambi. Namun kemarin keluarga dikejutkan dengan menerima kabar anak meninggal dunia saat menjalankan tugasnya di Papua," kata Suardi dan Armaneli selaku ayah dan ibu Serda Ricson saat ditemui di rumahnya di Jalan Nuri 1, RT 25, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi seperti dilansir Antara.
Advertisement
Suardi menegaskan, anaknya itu bertugas di Satuan Yonif Kafaleri/Serbu, Kodam II Sriwijaya. Serda Ricson meninggalkan 1 istri dan dua anak yang berada di Sumatera Selatan.
Dia mengatakan, pihak keluarga mendapat kabar, Serda Ricson menjadi korban akibat panah dan pembacokan saat terjadi kerusuhan di Papua.
"Kami keluarga di Jambi mendapat kabar, pada Rabu (28 Agustus 2019) sekitar pukul 16.00 WIB. Korban tersebut akan langsung dibawa ke Prabumulih, Sumatra Selatan," kata Suardi.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Anak Kedua dari 4 Bersaudara
Serda Ricson merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Suardi dan Armaneli. Ricson menjadi anggota TNI sejak tahun 2000 dan langsung berdinas di Sumatera Selatan. Ricson bertugas di Papua sejak 3 Juli 2019 dalam menjalani tugas Satgas Operasi Papua - Papua Newgenei.
Dalam kerusahan di Papua itu anggota TNI Serda Ricson meninggal dunia dengan luka bagian kepala terkena senjata tajam sejenis parang dan luka panah pada bagian kepala.
Sementara itu Sertu Sunendra rekannya mengalami luka akibat terkena panah pada bagian pantat dan punggung sebelah kanan dan Serka Arif Y almai luka akibat senjata tajam sejenis parang di bagian kepala dan pelipis.
Sebelumnya, aksi unjuk rasa hingga berakhir ricuh terjadi di Kabupaten Deiyai, Papua. Demo menuntut referendum Papua itu menewaskan satu prajurit TNI dan melukai lima anggota kepolisian.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, demo berlangsung di Kantor Bupati Deiyai, Papua hari ini, Rabu (28/8/2019). Awalnya, massa yang berdemo hanya berjumlah sekitar 150 orang.
Aparat TNI-Polri yang diterjunkan untuk mengamankan unjuk rasa mencoba bernegosiasi dengan demonstran. Saat itu, ribuan massa dari berbagai macam penjuru tiba-tiba datang dengan membawa senjata tajam dan panah.
"Langsung menyerang aparat keamanan. 1 TNI (meninggal dunia), dan lima (anggota) Polri terluka terkena panah," ucap Dedi saat ditemui di Ancol, Jakarta Utara.
Dia mengatakan, pihak keamanan terus mengimbau masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat kemudian melalui Pemda setempat untuk tidak terprovokasi terhadap pasukan-pasukan, sekelompok orang yang akan memanfaatkan situasi seperti ini.
Advertisement