Rencana Jokowi Kembangkan Destinasi Wisata Candi Borobudur

Kedatangan Jokowi ke Candi Borobudur ini guna meninjau salah satu lokasi 'Bali Baru'.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 31 Agu 2019, 08:34 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2019, 08:34 WIB
Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas mengenai percepatan pengembangan destinasi wisata Borobudur di Patio Main Joglo, Plataran Borobudur Kabupaten Magelang, Jumat (30/8/2019). (foto: Biro Pers Kepresidenan)
Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas mengenai percepatan pengembangan destinasi wisata Borobudur di Patio Main Joglo, Plataran Borobudur Kabupaten Magelang, Jumat (30/8/2019). (foto: Biro Pers Kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi usai melakukan kunjungan kerja ke wilayah Jawa Tengah. 

Saat kunjungan kerja ini, Jokowi meninjau kawasan wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Jumat, 30 Agustus 2019. Bahkan, bersama sang istri, ia juga menyempatkan diri bersepeda keliling Borobudur.

Kedatangan Jokowi ke Candi Borobudur ini guna meninjau salah satu lokasi 'Bali Baru'. Jokowi dan Iriana juga berkeliling di sekitar Candi Borobudur.

Dia sempat berbincang dengan jajaran menteri terkait rencana pengembangan pariwisata di lokasi tersebut.

Lalu, apa saja rencana Jokowi untuk memajukan wisata Candi Borobudur? Berikut ulasannya dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lakukan Revitalisasi Borobudur

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau kawasan wisata Candi Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau kawasan wisata Candi Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah. (Liputan6/Lizsa Egeham)

Borobudur merupakan satu dari empat destinasi wisata prioritas yang ingin dikembangkan pemerintah menjadi "Bali Baru".

Presiden Jokowi menyebut perlunya penataan infrastruktur di Candi Borobudur. Salah satunya, dengan melebarkan jalan di sekeliling Candi Borobudur.

"Perlu penataan-penataan lagi, penataan fisik. Tadi Pak Mendikbud menyampaikan bagaimana jalan besar itu bisa menghantarkan yang ingin masuk ke Borobudur. Dari jauh candinya sudah kelihatan. Kemudian yang melingkari candi juga jalannya masih sangat kurang besar," ujar Jokowi usai meninjau Candi Borobudur.

Dengan dilakukannya penataan, Jokowi ingin wisatawan mancanegara semakin banyak yang berkunjung ke Borobudur. Terlebih, saat ini pemerintah juga tengah membangun Bandara Internasional Yogyakarta.

Bandara baru Yogyakarta sendiri bisa menampung 20 juta penumpang serta jumlah penerbangan yang lebih banyak. Sehingga, hal ini menjadi momen yang tepat untuk mengembangkan kawasan Borobudur.

"Kita mau cek langsung kebutuhan-kebutuhan yang ada di lapangan, sehingga betul-betul nanti mendukung. Apabila ada tambahan turis yang masuk betul-betul siap untuk bisa melayani lebih baik para wisatawan," jelas dia.

Mantan Wali Kota Solo itu menargetkan revitalisasi dan penataan Candi Borobudur dapat rampung 2020, bersamaan dengan selesainya pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta. Jika keduanya rampung, Jokowi mengatakan pemerintah akan mulai mempromosikan kawasan wisata Borobudur.

"Semuanya itu akan diselesaikan, empat itu kita harapkan selesai di akhir 2020. Sehingga kalau di sini nanti airport Yogya itu Maret sudah selesai, di sini juga selesai, baru jalan promosinya dan lain-lainnya," tutur Jokowi.

 

Akan Batasi Pengunjung

Sambut Waisak, Para Biksu Ziarah ke Candi Borobudur
Sejumlah biksu saat berziarah ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/52019). Ziarah yang diikuti oleh para biksu dan umat Buddha tersebut untuk merefleksikan ajaran Sang Buddha serta menyambut Waisak 2563 BE/2019. (OKA HAMIED/AFP)

Tak hanya itu, Jokowi menyebut, perlu adanya pengaturan yang baik di kawasan wisata Candi Borobudur. Salah satunya dengan membatasi jumlah pengunjung yang ingin naik ke atas Candi Borobudur.

Hal tersebut dilakukan Jokowi mengingat Candi Borobudur sudah berusia sangat tua. Pengunjung masih diperbolehkan menaiki Candi Borobudur, namun jumlahnya akan dibatasi per sekali naik.

"Nanti kalau sudah ada kondisi yang betul-betul padat sekali, baru akan ada berapa (pengunjung) yang boleh naik. Dibatasi. Pasti ada pembatasan itu," ujar Jokowi usai meninjau Candi Borobudur.

Selain usianya yang tua, Candi Borobudur juga merupakan situs bersejarah sehingga dikhawatirkan akan rusak karena kelebihan beban pengunjung. Apabila dibiarkan, candi yang dibangun tahun 780 masehi ini dikhawatirkan ambles.

"Sudah, tadi sudah dibicarakan. Karena kan tadi juga sudah ada penurunan dikit," ucapnya.

Jokowi menekankan bahwa pemerintah berkomitmen mengembangkan kawasan wisata Borobudur sebagai 'Bali Baru'. Dia juga meminta perlunya penataan infrastruktur di kawasan wisata itu.

 

Ingin Percepat Pengembangan Destinasi Wisata Borobudur

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut perlu adanya pengaturan yang baik di kawasan wisata Candi Borobudur.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut perlu adanya pengaturan yang baik di kawasan wisata Candi Borobudur. (Liputan6/Lizsa Egeham)

Rapat terbatas yang membahas tentang percepatan pengembangan destinasi wisata Borobudur dipimpin oleh Presiden Jokowi pada Jumat 30 Agustus 2019.

Rapat yang dihadiri Menteri Kabinet Kerja itu digelar di Patio Main Joglo, Plataran Borobudur Resort and Spa, Kabupaten Magelang.

"Pengembangan empat destinasi wisata yang sudah beberapa kali saya sampaikan: Danau Toba, Mandalika di NTB, Labuan Bajo di NTT, dan Borobudur harus terus dipercepat. Ini juga berkaitan dengan nanti 2020 selesainya Bandara Internasional Yogyakarta yang kami harapkan nanti pada Maret 2020 bisa digunakan secara penuh" ujar Presiden dalam pengantarnya.

Selain pembangunan bandara internasional, Presiden Jokowi mengatakan pembangunan akses jalan dari Kulon Progo ke Borobudur juga akan dilakukan. Hal tersebut untuk memperpendek waktu tempuh dari bandara menuju Borobudur.

"Ini banyak alternatif dan kemarin juga dari Pak Gubernur Jawa Tengah, ada usulan juga dari Pak Bupati Purworejo. Saya kira masukan-masukan yang ada sangat-sangat baik dan nantinya akan segera kami putuskan setelah studi lapangannya selesai," imbuhnya.

Setelah konektivitas diselesaikan, Presiden Jokowi juga ingin agar tata ruang, tata kelola, dan manajemen segera dibenahi. Ia meminta agar rencana induk dan rencana detail pengembangan kawasan wisata borobudur segera diselesaikan dan segera ditetapkan.

"Begitu juga pengaturan tata ruang dan penentuan zona-zona pembangunan pariwisata harus segera disepakati. Kami atur bersama dan dikendalikan," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga menyoroti perkembangan di lapangan yang menurutnya masih belum cepat. Termasuk juga mengenai kelembagaan tata kelola di kawasan wisata Borobudur.

"Ini saya lihat juga masih belum cepat. Dan beberapa pengembangan-pengembangan fisik seperti tadi pagi yang sudah kami lihat, saya kira masih sangat banyak hal yang perlu dikerjakan di kawasan sekitar Candi Borobudur," jelasnya.

Untuk itu, Presiden Jokowi akan terus memantau semua perkembangan di lapangan. Dirinya juga akan meminta laporan secara berkala setiap tiga bulan.

Borobudur merupakan satu dari empat destinasi wisata prioritas pemerintah, selain Danau Toba, Labuan Bajo, dan Mandalika. Pengembangan kawasan Mandalika sendiri telah dipegang oleh ITDC dan ITDC bertanggung jawab mulai dari perencanaan infrastruktur pendukung, penataan kawasan, kebersihan toilet, penyediaan ruang-ruang untuk UMKM termasuk limbahnya.

"Kemarin kami lihat juga Labuan Bajo saya juga optimis nanti akhir tahun 2020 juga akan selesai," katanya.

Secara khusus, Presiden Jokowi meminta seluruh kementerian yang terkait agar memberikan dukungan penuh. Baik itu dalam hal yang berkaitan dengan tanah, maupun yang berkaitan dengan penghijauan kembali di kawasan wisata, terutama di Danau Toba, Labuan Bajo, dan Mandalika.

"Ini sangat penting sekali. Dan kita harapkan betul-betul di akhir 2020 produk ini betul-betul siap untuk dipromosikan secara besar-besaran dan juga kita harapkan infrastruktur pendukung baik _airport_ dan jalan menuju ke tempat-tempat yang kita telah dan dan akan kembangkan ini betul-betul bisa memberikan dukungan yang baik," paparnya.

Pengembangan destinasi wisata ini terus dipercepat karena menurut Presiden Jokowi, sektor pariwisata bisa menjadi motor peningkatan devisa di tengah gejolak ekonomi global. Sektor pariwisata juga menciptakan efek berganda, serta mendorong laju pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun daerah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya