Tim SAR Minta Bantuan Warga Cari Pesawat Twin Otter Hilang di Papua

Warga diminta melaporkan setiap perkembangan pencarian pesawat melalui saluran radio SSB.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Sep 2019, 07:47 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2019, 07:47 WIB
Ilustrasi pesawat Twin Otter hilang di Nepal
Ilustrasi pesawat Twin Otter hilang. (www.noaanews.noaa.gov)

Liputan6.com, Jakarta - Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Timika meminta bantuan warga Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika mencari pesawat Twin Otter DHC6-400 bernomor registrasi PK-CDC yang hilang kontak di wilayah pegunungan Papua sejak Rabu 18 September 2019.

Kepala Kantor SAR Timika, Monce Brury mengatakan, berdasarkan analisis pesawat itu melaporkan posisi terakhirnya kepada menara ATC di Bandara Timika pada koordinat 37,5 mil laut radius 56 derajat pada menit 01.59 UTC.

Dilansir Antara, lima mil ke depan dari posisi terakhir itu yang diduga menjadi tempat kecelakaan pesawat Twin Otter PK-CDC di kawasan sekitar Distrik Hoeya, Papua.

"Kami sudah menyebarkan informasi melalui telepon satelit dan radio SSB ke Distrik Hoeya untuk meminta masyarakat Kampung Hoeya agar membantu dalam proses pencarian pesawat Twin Otter PK-CDC yang hilang kontak," kata Monce, Sabtu 21 September 2019.

Menurut dia, setiap dua jam sekali jajarannya akan mengontak aparat distrik dan aparat Kampung Hoeya mengenai perkembangan informasi pencarian oleh warga melalui jalur darat di wilayah itu.

Pencarian pesawat milik PT Carpediem Air yang hilang kontak dalam penerbangan dari Timika menuju Ilaga sejak Rabu 18 September hingga Sabtu petang belum membuahkan hasil.

Tim gabungan pun memutuskan alternatif lain yaitu pencarian melalui jalur darat dengan berjalan kaki menuju titik sasaran selain melibatkan armada helikopter yang lebih banyak pada operasi SAR hari ke lima, Minggu (22/9/2019).

Komandan Pangkalan TNI AU Yohanes Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto mengatakan, fasilitas komunikasi di Distrik Hoeya sangat terbatas untuk melaporkan setiap perkembangan informasi yang didapatkan masyarakat setempat ke Timika.

Satu-satunya sarana komunikasi ke Timika hanya menggunakan peralatan radio SSB.

"Di Distrik Hoeya yaitu di Puskesmas Hoeya terdapat radio SSB untuk bisa berkomunikasi dengan personel Kantor SAR di Timika. Sementara ini belum ada laporan atau temuan dari warga Hoeya terkait keberadaan pesawat yang kita cari-cari itu," kata dia.

Letkol Sugeng mengatakan pada Minggu pagi mulai pukul 06.00 WIT, proses pencarian pesawat hilang kontak itu akan diawali dengan menerbangkan pesawat CN 235 TNI AU untuk meninjau kondisi cuaca di lokasi sasaran.

Selanjutnya akan diterbangkan berturut-turut dua unit helikopter milik PT Freeport Indonesia dan disusul helikopter Caracal TNI AU dan helikopter milik PT Carpediem.

"Mudah-mudahan kondisi cuaca esok pagi (hari ini) bisa mendukung sehingga proses pencarian bisa maksimal dan pesawat yang kita cari-cari selama empat hari terakhir ini bisa segera ditemukan," kata Sugeng.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pencarian Terkendala Cuaca

Pesawat Twin Otter hilang kontak di Papua
Pencarian tim SAR gabungan di Timika untuk Twin Otter PK - CDC seri 400 yang memiliki base di Bandara Timika. (Liputan6.com/Humas Polda Papua/Katharina Janur)

Pencarian pesawat pada Sabtu pagi tidak bisa dilakukan lantaran kondisi cuaca di titik sasaran kurang bersahabat karena kawasan itu diselimuti kabut tebal disertai hujan deras.

Proses pencarian baru bisa dilakukan mulai pukul 14.38 WIT dengan menerbangkan pesawat Twin Otter PK-CDJ milik PT Carpediem dan selanjutnya berturut-turut diterbangkan pesawat CN 235 TNI AU yang dilengkapi fasilitas foto udara serta helikopter milik PT Carpediem.

Sugeng mengatakan titik sasaran pencarian pesawat hilang kontak itu berada pada lima mil setelah pesawat itu melaporkan posisi terakhirnya yaitu pada koordinat 37,5 nautical mile itu.

Pada Sabtu siang, lokasi yang diduga menjadi area kecelakaan pesawat Twin Otter PK-CDC itu tertutup awan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya