Kisah Pecandu Game Online, Membunuh Sopir Taksi Online demi Servis Laptop

Fadil Pranata (25), pelaku pembunuhan Ahsanul Fauzi (31) sopir taksi online di Bogor, Jawa Barat ternyata penggemar berat game online.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 04 Nov 2019, 13:39 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2019, 13:39 WIB
Achmad Sudarno/Liputan6.com
Fadil Pranata (25) ditanggap polisi karena membunuh sopir taksi online.

Liputan6.com, Jakarta - Fadil Pranata (25), pelaku pembunuhan Ahsanul Fauzi (31) sopir taksi online di Bogor, Jawa Barat ternyata penggemar berat game online. Sejak kecil, Fadil kecanduan game online.

Sudah dua tahun terakhir ini, dia meninggalkan rumahnya dan memilih hidup berpindah-pindah di tempat teman-temannya yang juga para gamers.

"Sejak kecil memang sudah kecanduan game online. Sekarang hidupnya nomaden (berpindah-pindah)," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Niko Adi Putra, saat pemgungkapan kasus pembunuhan sopir taksi online, Senin (4/11/2019).

Hal tersebut diperkuat berdasarkan pernyataan dari orangtua dan kakak kandung pelaku. Setiap hari, kedua tangan Fadil tidak pernah lepas dari komputer atau laptop maupun gadget.

"Saudaranya bilang begitu, dan sudah dua tahun pelaku meninggalkan rumahnya," kata Niko.

Sejak itu, dia mencari uang dari hasil bermain game. Bahkan, tak sedikit orang menyewa jasanya sebagai joki game online untuk memainkan akun kliennya. Sebagai joki, Fadil mendapat untung besar dari para klien.

Klien atau para pecandu sengaja menyewa jasa joki untuk menaikkan peringkat. Mereka ingin tampak hebat di antara para pemain game online lainnya. Saban hari, Fadil memainkan sekitar tiga sampai empat akun game miliknya maupun kliennya.

"Dia punya banyak akun. Penghasilannya juga tidak tetap, berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 3 juta," ungkap Niko.

Suatu ketika, salah satu komponen laptop milik Fadil rusak sehingga ia tidak bisa menghasilkan uang sebagai joki game online. Untuk memperbaiki power supply laptop butuh uang sebesar Rp 180 ribu.

"Laptopnya ibarat nyawanya. Akhirnya dia berencana merampok uang untuk membiayai servis laptopnya itu," kata dia.

Pada 31 Oktober 2019 malam, pelaku melancarkan aksinya. Sebelum beraksi, Fadil membeli pisau cutter di sebuah minimarket di Jalan Pahlawan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Kemudian dia makan pecel lele dekat minimarket tempat dia membeli pisau.

"Dia (membeli cutter) memang sudah merencanakan untuk melukai korbannya, yaitu sopir taksi online," ujar Niko.

Selepas makan, Fadil meminjam telpon genggam pemilik warung pecel lele untuk memesan taksi online. Pada saat itu, HP pelaku memang tidak bisa digunakan karena rusak.

"Setelah diberi pinjam HP, pelaku memesan taksi online dengan arah tujuan daerah Ciawi. Tak lama, sopir taksi online tiba dan membawa pelaku," terang Niko.

Sebelum sampai tujuan, pelaku meminta korban menepi di Bank BRI dengan alasan untuk mengambil uang. Karena pada saat itu, pelaku mengaku tidak memiliki uang tunai untuk membayar ongkos taksi sebesar Rp 46 ribu.

"Padahal waktu itu di kantong celananya ada uang sekitar Rp 60 ribu lebih, sisa kembalian beli cutter dan makan pecel lele," kata Niko.

Pelaku turun dan menuju gerai ATM BRI untuk tarik tunai uang pecahan Rp 100 ribu. Sementara, Ahsanul Fauzi, sopir taksi online itu menunggu di dalam mobilnya yang parkir di depan bank tersebut.

Usai mengambil uang di ATM, pelaku kembali masuk ke dalam mobil Toyota Calya plat nomor F 1088 CL, yang keadaan mesin menyala dan menyerahkan selembar uang Rp 100 ribu kepada korban.

"Niat pelaku membayar dengan uang Rp 100 ribu supaya ada kembaliannya dan korban mengambil uang kembalian itu dari dalam dompet. Disitu lah pelaku merampok uang korban," kata dia.

Ketika korban hendak mengambil uang kembalian, pelaku melihat di dalam dompet korban terdapat beberapa lembar uang pecahan Rp 50 ribu.

Tanpa pikir panjang, pelaku langsung menusuk leher korban hingga darahnya terus mengalir. Saat pelaku hendak merampas dompet, kaki korban menginjakan pedal gas hingga membuat pelaku terguncang dan dompet korban jatuh ke bawah kemudi.

"Karena panik melihat darah keluar terus dari leher korban dan aksinya takut ketahuan juga akhirnya pelaku kabur," kata dia.

Tak lama kemudian, korban ditemukan petugas keamanan bank dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Korban tewas diduga karena kehabisan darah.

Pelaku Pindah-Pindah

Dari hasil otopsi, pelaku tewas setelah ditusuk menggunakan pisau cutter di bagian leher. Patahan mata pisau dengan panjang 4 sentimeter masih menancap di leher korban.

Dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi dan alat bukti yang ada, polisi akhirnya berhasil meringkus pelaku di daerah Cibinong, Kabupaten Bogor pada Sabtu (2/11/2019) malam.

Polisi sempat kesulitan mencari keberadaan pelaku karena hidupnya kerap berpindah-pindah.

"Pelaku ditangkap di daerah Cibinong, di kosannya," kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Hendri Fiuser.

Setelah polisi menangkap pelaku dan dilakukan penyelidikan diketahui, motif pembunuhan ini dilatar belakangi ingin menguasai uang milik korban. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk memperbaiki laptop pelaku yang rusak.

"Pelaku ini memang kecanduan game online. Karena tidak punya uang untuk memperbaiki laptopnya rusak, dia akhirnya merampok," kata Hendri.

Menurut Hendri, pelaku tidak memiliki catatan kriminal. Keseharian pelaku bermain game dan hidupnya pun sering berpindah-pindah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya