3 Alasan Pohon Angsana di Cikini Ditebang

Sejumlah pohon rindang di Jalan Cikini Raya ditebang guna revitalisasi trotoar sepanjang Cikini hingga Salemba, Jakarta Pusat.

oleh Ika Defianti diperbarui 06 Nov 2019, 17:30 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2019, 17:30 WIB
DKI Tebang Pohon Tua di Trotoar Cikini
Sejumlah pekerja memotong sisa tebangan pohon di trotoar kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Dinas Kehutanan DKI Jakarta menebang pohon di seberang Stasiun Cikini dan akan mengganti pohon angsana dengan yang tidak merusak konstruksi pedestrian. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pohon rindang di Jalan Cikini Raya ditebang guna revitalisasi trotoar sepanjang Cikini hingga Salemba, Jakarta Pusat.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menyatakan, sebelum adanya penebangan sejumlah pohon tersebut, pihaknya telah mendapat rekomendasi dari Dinas Kehutanan.

"Dilihat dari jenis pohonnya, itu pohon angsana sudah tua. Kedua, itu di bawahnya ngerusak saluran drainase. Ketiga, ngerusak konstruksi jalan," kata Hari saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (6/11/2019).

Kendati begitu, setelah ditebang pohon angsana akan digantikan pohon yang akarnya tidak merusak struktur jalan maupun saluran drainase. Selain itu, penebangan pohon itu kata Hari merupakan bentuk antisipasi musim penghujan.

"Ini sudah musim hujan kan mampet banjir, tahu-tahu ada pohon tumbang, nah kan dampaknya ke sana. Makanya diantisipasi sejak saat ini," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi mengakui penebangan pohon di Jalan Cikini Raya guna program revitalisasi trotoar.

Akan tetapi, kata dia, penebangan pohon sebagai bentuk peremajaan pohon pelindung sebelumnya. Sebab penanaman pohon angsana awalnya untuk mempercepat penghijauan kota.

"Karena sifat dari Angsana adalah tumbuh dengan cepat, namun kelemahannya untuk jenis Angsana adalah pada usia," ucap Suzi.

Semakin tua usia pohon angsana, Suzi menyebut struktur cabang dan batangnya keropos dan rapuh. Sehingga dikhawatirkan mudah patah dan membahayakan pengguna jalan, apalagi loaksi nya berasa di trotoar.

Karena hal itu, kata dia, akan mengganti pohon angsana dengan pohon yang berkarakteristik tidak terlalu besar. Yakni dengan tinggi maksimal kurang dari 10 meter.

"Akarnya tidak merusak konstruksi pedestrian, dan memiliki keindahan dengan warna-warna bunganya yang menarik. Selain itu juga memiliki kemampuan untuk menyerap polutan," paparnya.

Ganti Pohon Tabebuya

Bekas pohon-pohon besar yang ditebang di kawasan trotoar Cikini, Jakarta Pusat. Rabu (6/11/2019). (Liputan6.com/ Rizki Putra Aslendra)
Bekas pohon-pohon besar yang ditebang di kawasan trotoar Cikini, Jakarta Pusat. Rabu (6/11/2019). (Liputan6.com/ Rizki Putra Aslendra)

Pengganti pohon angsana rencananya pohon tabebuya dan bungur. Tabebuya memiliki nama latin handroanthus chrysotrichus adalah sejenis tanaman yang berasal dari negara Brasil dan termasuk jenis pohon besar.

Sedangkan, bungur memiliki nama latin lagerstroemia indica. Kedua pohon tersebut saat berbunga seringkali dikira pohon Sakura yang tumbuh di Negara Jepang.

Selain itu, Suzi menyatakan di bawah pohon pelindung akan ditanami tanaman yang fungsinya untuk menyerap polutan dari kendaraan bermotor.

"Seperti (tanaman) soka, bougenville, dan beberapa jenis lain yang sesuai dengan karakteristik wilayah," jelas Suzi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya