Liputan6.com, Jakarta Penyanyi Cecil Yang menyoroti lagu "Garam dan Madu" yang viral di kalangan pecinta musik Indonesia. Menggabungkan instrumen tradisional dengan nuansa urban khas hip hop, lagu ini mencuri perhatian banyak pihak karena dianggap membawa warna baru dalam industri musik.
Tak sedikit yang menyebut bahwa lagu ini menandai kemunculan genre baru yang disebut sebagai hip hop dangdut. Fenomena ini pun memicu diskusi di berbagai platform media sosial dan forum komunitas musik.
Sebagian menyambut positif karena melihat penyegaran dan keberanian dalam mengeksplorasi suara. Sementara sebagian lain masih mempertanyakan batas-batas genre yang mulai kabur.
Advertisement
Namun satu hal yang tak terbantahkan, lagu "Garam dan Madu" berhasil membuka ruang diskusi tentang arah baru musik Indonesia. Cecil Yang pun turut memberikan pandangan terhadap tren ini.
Cecil mengapresiasi kehadiran lagu yang dipopulerkan Tenxi, Naykilla dan Jemsii tersebut. Ia tak menyangka atas ide menggabungkan instrumen tradisional dan lirik yang dianggap related dengan pengalaman banyak orang.
“(lagunya) keren, nggak kepikiran bisa campur instrumen yang tradisional dan liriknya itu lebih relate mungkin sama orang-orang. Bagus sih, terobosan yang baik,” ujar Cecil Yang kepada awak media di Jakarta, Rabu (9/4/2025).
Genre Hip Hop Koplo?
Cecil juga punya pandangan tersendiri mengenai label yang disematkan pada lagu "Garam dan Madu". Cecil menilai genre lagu itu lebih mendekati hip hop koplo ketimbang hip hop dangdut.
“Sebenarnya kalau hip hop dangdut sih nggak ya, lebih ke hip hop koplo kayaknya. Menurutku nggak masuk ke dangdut, tapi bagus sih,” jelasnya.
Advertisement
Ritmis Lagu
Lebih lanjut Cecil menyoroti aspek ritmis lagu tersebut sebagai kunci utama yang memberi warna hip hop. Tanpa bermaksud mengklaim sebagai ahli, ia menyebut nuansa hip hop pada lagu tersebut terasa karena ketukan musiknya.
"Aku bukan expert, correct me if I'm wrong. Tapi mungkin di ketukannya. Pendekatannya yang bagus menurutku. Perpaduan musik Indonesianya dan percampuran new things, urban sound-nya lah," pungkas Cecil Yang.
