Ada 10 Lokasi, Waspadai Potensi Gerakan Tanah di Jakarta

Kebanyakan dari 10 titik tersebut merupakan wilayah yang beririsan langsung dengan pinggiran sungai, tebing maupun lereng.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 10 Nov 2019, 11:27 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2019, 11:27 WIB
Usai Longsor, Kali Aliran Timur Rawamangun Dibangun Turap
Petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur menyelesaikan pembangunan turap di Kali Aliran Timur, Rawamangun, Jakarta, Senin (8/4). Pembangunan turap tersebut bertujuan mengganti dinding yang rusak akibat longsor dan memperlancar aliran kali. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan ada 10 lokasi di Jakarta yang berpotensi mengalami gerakan tanah pada November 2019.

Dikutip dari akun Twitter @BPBDDKIJakarta, Minggu (10/11/2019), 10 titik wilayah berpotensi pergerakan tanah berada di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Untuk wilayah Jakarta Selatan ada di Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu dan Pesanggrahan.

Kedelapan wilayah di Jakarta Selatan ini memiliki potensi gerakan tanah kategori menengah. Sedangkan wilayah Jakarta Timur ada di Kramat Jati dan Pasar Rebo dengan potensi juga menengah.

Wilayah dengan potensi menengah tersebut, gerakan tanah akan terjadi jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir (dinding terjal), tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

"Potensi pergerakan tanah ini levelnya menengah artinya bila curah hujan di atas normal berpotensi terjadi longsor," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Iwan Ibrahim di Jakarta, Minggu.

Iwan menyebutkan, setiap bulan BPBD DKI Jakarta selalu mengunggah informasi potensi pergerakan tanah di wilayah Jakarta. Dan 10 titik tersebut merupakan wilayah rawan pergerakan tanah.

Kebanyakan dari 10 titik tersebut merupakan wilayah yang beririsan langsung dengan pinggiran sungai, tebing maupun lereng.

"Cenderungnya pinggiran sungai," kata Iwan.

Ia mengatakan, pengamatan dan pengukuran mengenai potensi pergerakan tanah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

BPBD sebagai badan koordinasi bidang kebencanaan memperbaharui informasi tersebut tersebut sebagai upaya antisipasi dan edukasi kepada masyarakat dan aparat di wilayah terdampak.

"Setiap bulan informasi diupdate kita sampaikan ke wilayah, wali kota, camat, dan lurah wilayah terdampak," kata Iwan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Waspadai Curah Hujan

Upaya yang dilakukan BPBD terkait adanya potensi gerakan tanah ini, lanjut Iwan, adalah memberikan informasi kepada lurah dan masyarakat agar berhati-hati atau waspada terhadap daerah tersebut, dikarenakan jika curah hujan di atas normal maka ada potensi bisa terjadi pergerakan tanah longsor.

Iwan menambahkan, dengan adanya informasi tersebut upaya penanggulangan bisa dilakukan lebih cepat, terutama mitigasi atau mencegah jangan sampai terjadi gerakan tanah.

"Yang terpenting itu jangan ada yang membuat bangunan di daerah potensi seperti tebingan dan pinggir sungai. Camat dan lurah yang mengawasi ini," kata Iwan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya