Penyebab Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Buleleng Bali

Guncangan gempa juga terasa hingga Banyuwangi dan Lombok Barat dalam intensitas II MMI.

oleh Maria Flora diperbarui 14 Nov 2019, 20:04 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2019, 20:04 WIB
kerusakan akibat gempa Bali
kerusakan akibat gempa Bali

Liputan6.com, Jakarta - Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa magnitudo 5,1 yang terjadi Kamis sore di Kabupaten Buleleng, Bali, diduga kuat dipicu oleh aktivitas sesar naik belakang busur (back arc thrust).

"Ini relevan dengan hasil analisis mekanisme sumber yang menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan kombimasi geser dan naik (oblique thrust)," jelas Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

BMKG juga menginformasikan, gempa tersebut juga terasa di Buleleng dalam skala intensitas III - IV MMI. Sementara, untuk wilayah Denpasar, Mataram, Jembrana, Jimbaran, Mengwi, Dalung, dan Kuta, guncangan dirasakan dalam skala intensitas III MMI. Getaran lindu dirasakan seperti ada truk yang sedang berlalu.

Guncangan gempa juga terasa hingga Banyuwangi dan Lombok Barat dalam intensitas II MMI. Lindu membuat benda-benda ringan yang digantung ikut bergoyang.

Warga Buleleng juga dilaporkan lari berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Mereka terkejut dengan kuatnya guncangan yang ditimbulkan akibat gempa. Namun, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Gempa Dimutakhirkan Jadi Magnitudo 5,0

Gempa Bali
Gempa magnitudo 5,1 di Bali menghancurkan bangunan rumah. (Dokumentasi BNPB)

Sebelumnya, informasi dari BMKG menyebutkan gempa Buleleng, Bali terjadi dengan kekuatan magnitudo 5,1. Namun, belakangan besaran gempa dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,0.

Episenter lindu terletak pada koordinat 8,16 LS dan 114,9 BT. Tepatnya berpusat di laut pada jarak 21 km arah barat Kota Buleleng, pada kedalaman 10 km.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Hingga pukul 17.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa empat kali susulan (aftershock). 

Gempa ini mengingatkan kita pada peristiwa Gempa Seririt tanggal 14 Juli 1976. Gempa Seririt saat itu berkekuatan magnitudo 6,5 yang berdampak sangat merusak. Sebanyak 573 orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya