3 Perempuan Milenial Pilihan Jokowi untuk Jadi Staf Khusus Presiden

Tiga perempuan yang menjadi staf khusus Presiden Jokowi adalah Putri Indahsari Tanjung, Ayu Kartika Dewi, dan Angkie Yudistia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 22 Nov 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2019, 07:00 WIB
Putri Tanjung hingga Angkie Yudistia Diangkat Jadi Staf Khusus Jokowi
Presiden Joko Widodo foto bersama para staf khususnya di Istana Merdeka, Jakarta (21/11/2019). Staf khusus baru kalangan milenial Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi mengumumkan nama-nama staf khusus yang akan membantunya selama lima tahun ke depan. Ada tujuh nama staf khusus baru yang diperkenalkan Jokowi ke publik pada Kamis, 21 November 2019.

Mereka adalah Adamas Belva Syah Devara, Putri Indahsari Tanjung, Andi Taufan Garuda Putra, dan Ayu Kartika Dewi. Kemudian Gracia Billy Mambrasar, Angkie Yudistia, serta Aminuddin Maruf.

Dari tujuh nama staf khusus milenial pilihan Jokowi tersebut, tiga di antaranya merupakan perempuan. Mereka adalah Putri Indahsari Tanjung, Ayu Kartika Dewi, dan Angkie Yudistia.

Salah satunya merupakan seorang penyandang disabilitas. Perempuan hebat itu bernama Angkie Yudistia. Angkie mendirikan pusat pemberdayaan ekonomi kreatif untuk disabilitas Indonesia yang bernama Thisable Enterprise.

Berikut 3 staf khusus milenial cantik pilihan Jokowi dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Putri Indahsari Tanjung

Putri Tanjung
Putri Tanjung, anak dari konglomerat Chairul Tanjung. (dok. Instagram @putri_tanjung/https://www.instagram.com/p/BgfrccNlkop/Asnida Riani)

Perempuan ini lebih dikenal dengan nama Putri Tanjung. Ia putri dari pengusaha Chairul Tanjung. Usianya baru 23 tahun.

Putri Tanjung lahir pada 22 September 1996. Saat ini, ia menjadi staf khusus Presiden termuda.

"Putri Indahsari Tanjung, umur masih sangat muda 23 tahun. Saya kaget 23 tahun," ujar Jokowi di Istana, Jakarta, Kamis, 21 November 2019.

Dia adalah sarjana Academy of Art di San Fransisco. Pada usia 15 tahun, Putri Indahsari Tanjung sudah aktif menjadi CEO Creativepreneur dan Chief Officer Kreatif.

Menurut Putri, Creativepreneur adalah penyedia event untuk menyebarkan virus entrepreneur bagi anak muda.

"Saya memang suka dikaitkan dengan nama orangtua, tapi sejak usia 15 tahun saya sudah berkarya sendiri mendirikan Creativepreuner. Kami mengajarkan tentang branding dan kreatif," kata Putri.

Menurut dia, di era digital ini dibutuhkan anak-anak muda yang kreatif. Putri Indahsari Tanjung memiliki mimpi, anak muda dapat menyuarakan aspirasinya.

 

Ayu Kartika Dewi

Wardah
Ayu Kartika Dewi, penggagas dan salah satu pendiri SabangMerauke sebagai salah satu wanita inspiratif pilihan Wardah Inspiring Movement.

Ayu Kartika Dewi adalah Direktur Pelaksana Indika Foundation. Indika Foundation berfokus pada menciptakan dampak dalam pendidikan perdamaian dan pembangunan karakter.

Dikutip dari media sosial miliknya, perempuan berusia 36 tahun ini lulus dengan gelar MBA dari Duke University - Fuqua School of Business, USA dengan Keller Scholarship dan Fulbright Scholarship.

Enam tahun lalu, Ayu ikut mendirikan organisasi perdamaian pemenang penghargaan yang bernama SabangMerauke. Ia pernah menjadi staf di Unit Kerja Presiden (UKP4).

Ayu memilik lima tahun pengalaman sebagai Consumer Insight Manager di Procter dan Gamble Asia (kantor Singapura dan Jakarta) serta pernah bergabung dengan McKinsey & Co.

Angkie Yudistia

Angkie Yudistia
Angkie Yudistia. (Foto: instagram.com/angkie.yudistia)

Angkie Yudistia menjadi salah satu staf khusus Jokowi yang baru. Jokowi kepincut dengan kemampuan Angkie untuk mewakili disabilitas di Tanah Air.

Angkie Yudistia merupakan seorang penyandang disabilitas tunarungu. Dia mengaku bangga bisa mewakili teman-teman berkebutuhan khusus lainnya.

"Saya merasa bangga diberikan kesempatan oleh Presiden menyuarakan 121 juta disabilitas di seluruh Indonesia," ujar Angkie.

Menurut dia, sudah saatnya suara disabilitas didengar. Sudah waktunya, lanjut dia, disabilitas setara dengan warga lainnya.

"Sudah waktunya disabilitas bukan kelompok minoritas tapi kita dianggap setara. Membentuk lingkungan inklusif," kata Angkie Yudistia.

Perempuan kelahiran kelahiran 5 Mei 1987 ini berharap, melalui peran barunya sebagai staf khusus Presiden bisa membantu mewujudkan Indonesia ramah disabilitas.

"Melalui Staf Khusus Presiden, mudah-mudahan saya menjadi lebih baik dengan bantuan teman-teman di sini untuk mewujudkan Indonesia ramah disabilitas," pungkas Angkie yang juga menerjemahkan kata-katanya dengan bahasa isyarat.

Angkie Yudistia mendirikan pusat pemberdayaan ekonomi kreatif untuk disabilitas Indonesia yang bernama Thisable Enterprise sejak 2011 lalu.

Thisable Enterprise memiliki misi untuk memberdayakan disabilitas Indonesia secara ekonomi di dunia tenaga kerja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya