Liputan6.com, Jakarta - Persiapan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar hampir rampung. Menurut Ketua Penyelenggaraan Munas Melchias Markus Mekeng, persiapan jelang Munas sudah mencapai 85 persen.
"Sudah bisa dibilang 85 persen siap, besok dan lusa sudah sempurna," kata Mekeng usai mengikuti rapat pleno di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (27/11) malam.
Dia melanjutkan, materi Munas juga sudah siap. Semua hal terkait materi segera dibawa dalam Munas mendatang.
Advertisement
"Tentang pertanggungjawaban, tentang kepesertaan, tentang verifikasi, tentang keanggotaan, semua sudah siap tinggal dibukukan nanti hasil itu dibawa di munas, nanti peserta munas yang akan membahas satu per satu," ungkap Mekeng.
Dia mengungkapkan, pendaftaran calon ketua umum akan dibuka pada hari ini, Kamis (28/11/2019) hingga 2 Desember 2019. Para kandidat diminta melengkapi persyaratan yang ada.
"Persyaratan-persyaratannya seperti kartu anggota, terus pernah menjadi pengurus segala macam," ucap Mekeng.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan persiapan Munas hampir selesai. Terkait wacana aklamasi di pemilihan Ketua Umum Golkar, Airlangga tidak bisa memastikannya.
Airlangga mengungkapkan bahwa sistem munas sudah diatur di dalam AD/ART. Saat disinggung mengenai kemungkinan dirinya akan aklamasi, dirinya enggan berkomentar banyak. Dia menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme Munas.
"Ya kita lihat pada waktu munas," ucapnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
DPD Ditekan Menteri
Sementara itu, loyalis bakal calon Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet), Syamsul Rizal, mengatakan ada campur tangan menteri kabinet Jokowi dalam proses pemilihan Ketua Umum Golkar. Kata dia, ada menteri Jokowi yang sengaja menekan DPD Golkar untuk memilih Airlangga Hartarto.
"Jadi ada pembantu Presiden, saya enggak mau sebut nama, tapi ada tiga pembantu Presiden yang telepon DPD-DPD dan ketua-ketua DPD I dan kepala-kepala daerah untuk pilih Airlangga," kata Syamsul di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Dia mengatakan, tiga menteri ini berasal dari Partai Golkar, akademisi dan satu lagi berasal dari partai lain. Terkait menteri partai lain, Syamsul menyebut nama Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.
"Yang muncul sangat santer itu adalah Pak Pratikno. Mensesneg," ungkapnya.
Kendati demikian, Syamsul menegaskan Presiden Jokowi tidak mengetahui ada menterinya melakukan hal itu.
"Tiga menteri ini enggak punya jabatan politik di parpol, hanya mau cari legitimasi politik ke presiden. Biar presiden itu percaya mereka punya kekuatan politik padahal sebenarnya enggak," ucapnya.
Â
Reporter: Sania Mashabi/Merdeka.com
Advertisement