Fadjroel Rachman: Istana Tak Ikut Campur soal Pemilihan Ketum Golkar

Dia menegaskan, Istana sama sekali tidak berada pada posisi mendukung salah satu bakal calon ketua umum Golkar.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Nov 2019, 16:04 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2019, 16:04 WIB
Fadjroel Rahman
Mantan aktivis Fadjroel Rahman meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Senin (21/10/2019). Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menjanjikan bakal mengenalkan para calon menterinya hari ini atau sehari setelah pelantikan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kepresidenan, Fadjroel Rachman membantah tuduhan bahwa tiga menteri Kabinet Indonesia Maju ikut campur dalam Musyawarah Nasional (Munas) Golkar.

Dia menegaskan, Istana sama sekali tidak berada pada posisi mendukung salah satu bakal calon ketua umum Golkar.

"Tidak ada campur tangan dari Istana," tegasnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (29/11/2019).

Fadjroel menjelaskan, dalam setiap kesempatan Presiden Jokowi selalu mengatakan Istana netral terhadap semua aktivitas partai politik.

"Itu tegas Pak Jokowi dan dinyatakan ketika pidato di beberapa tempat," ujarnya.

Sebelumnya, loyalis bakal calon ketua umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet), Syamsul Rizal menduga ada campur tangan menteri Kabinet Indonesia Maju dalam proses pemilihan Ketua Umum Golkar.

Kata dia, menteri Jokowi menekan DPD Golkar untuk memilih bakal calon ketua umum partai petahana Airlangga Hartarto.

"Jadi ada pembantu presiden, saya enggak mau sebut nama tapi ada tiga pembantu presiden yang telepon DPD-DPD dan ketua-ketua DPD I dan kepala-kepala daerah untuk pilih Airlangga," kata Syamsul di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (27/11/2019).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tiga Menteri

Syamsul mengatakan tiga menteri ini tidak semuanya berasal dari partai politik. Mereka ada yang berasal dari Partai Golkar, akademisi dan partai lain.

Terkait menteri akademisi, Syamsul menduga Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno yang terlibat untuk menekan para kepala daerah kemudian kepala daerah menekan DPD Golkar.

"Tapi yang muncul sangat santer itu adalah Pak Pratikno. Mensesneg," ungkapnya.

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya