Kivlan Zein Mengaku Dipukul Dokter, Ini Penjelasan Rumah Sakit Adhiyaksa

Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zen mengaku dipukul oleh pihak Rumah Sakit Adhiyaksa saat menjalani pemeriksaan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 31 Jan 2020, 19:19 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2020, 19:19 WIB
Kasus Senjata Api Ilegal, Kivlan Zen Jadi Saksi Politikus Habil Marati
Terdakwa Kivlan Zen bersiap memberikan kesaksian dalam sidang kasus kepemilikan senjata api ilegal di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2020). Kivlan menjadi saksi untuk terdakwa Habil Marati atas kasus kepemilikan senjata api ilegal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zen saat menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu, 29 Januari 2020 mengaku dipukul oleh salah satu dokter Rumah Sakit Adhiyaksa saat menjalani pemeriksaan.

Namun, hal ini dibantah oleh Direktur Utama Rumah Sakit Adhiyaksa Jakarta, dr Diah Eko Judihartanti. Menurutnya tidak ada pemukulan sebagaimana yang dimaksud Kivlan Zen.

"Pada 2 September 2019, kami Rumah Sakit Adhiyaksa menerima permintaan pemeriksaan dari Kejati Jakarta dan kami mengirim petugas tim kesehatan yang hadir di Rutan Guntur," kata Diah saat memberi keterangan pers di Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (31/1/2020).

Pemeriksaan tersebut dalam rangka untuk memastikan kondisi kesehatan Kivlan Zein yang meminta untuk dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Kemudian, lanjut Diah hasil pemeriksaan sementara langsung dibacakan di hadapan Kivlan serta pengacaranya.

Hasilnya menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak ada kondisi kegawatdaruratan yang mewajibkan untuk dirujuk sebagimana permintaan Kivlan Zein.

"Dan kejadian berikutnya adalah surat keterangan tersebut (surat hasil pemeriksaan) direbut. Diambil dari tangan dokter yang menerangkan hasil pemeriksaan tersebut," jelas dia.

Kejadian itu di saat semua dokter dan pengacara keluar dari ruang Kivlan Zein usai pemeriksaan dan membacakan hasilnya. Kemudian salah seorang dokter kembali ke ruangan tersebut bermaksud untuk mengambil tasnya yang tertinggal.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tidak Ada Pemukulan

Ketika hasil pemeriksaan itu direbut, menurut Diah, dokter itu langsung refleks merebut kembali surat tersebut. Dan saat itu Kivlan berteriak dan mengaku dipukul.

"Jadi tidak ada kejadian seperti yang diberitakan beredar. Dan untuk diketahui dokter yang memeriksa saat itu yang ditugaskan adalah tim dokter dan paramedis. Dan dokter yang disampaikan melalui penyiksaan (dr Wenas) adalah selaku wakil dari menejemen," tegas dia mengakhiri.

Menurut Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Hari Setiyono, hasil pemeriksaan tersebut juga dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh beberapa dokter serta Direktur Utama RS Adhyaksa.

"Jadi teman-teman, tidak ada pemukulan. Apalagi sedang mengobati tidak mungkin. Ada kode etik dokter," Hari menegaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya