Bapeten Akui Sudah Kantongi Hasil Cek Paparan Warga Batan Indah Tangsel

Rencananya, besok atau Jumat, 21 Februari, Bapeten akan mengumumkannya secara resmi.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 20 Feb 2020, 19:20 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2020, 19:20 WIB
Petugas Batan dan Bapeten membersihkan sisa radioaktif di Serpong Tangsel.
Petugas Batan dan Bapeten membersihkan sisa radioaktif di Serpong Tangsel. (Pramita/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Hasil cek paparan atau Whole Body Counting atau WBC, yang seharusnya bisa diketahui hari ini, namun, belum diumumkan secara resmi oleh Badan Tenaga Nuklir (Batan) ataupun Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

Meski begitu, Abdul Qohhar selaku Kabag Komunikasi Publik dan Protokol Bapeten memastikan, hasil WBC 9 warga Perumahan Batan Indah, Setu Kota Tangerang Selatan yang dipilih secara acak, sudah selesai.

"Hasil WBC sudah official diserahkan ke Bapeten," ujarnya, Kamis (20/2/2020).

Rencananya, besok atau Jumat, 21 Februari, Bapeten akan mengumumkannya secara resmi. "Tapi mekanismenya bagaimana, mohon bersabar, krn saya juga belum dapat arahan lagi," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Penanganan WBC Mirip CT-Scan

Seperti diketahui sebelumnya, pada Senin lalu, sebanyak 9 warga komplek Batan Indah, Setu, Tangerang Selatan, melakukan mekanisme WBC yang merupakan bagian dari upaya penanganan terhadap ditemukannya zat radioaktif oleh Bapeten di komplek tersebut.

Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Heru Umbara mengatakan, pelaksanaan pengecekan WBC di laboratorium Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR), Pasar Jumat.

Pengecekan WBC ini menurut Heru, dilakukan untuk mengetahui dampak paparan radiasi yang diterima oleh masyarakat. Dampak radiasi terhadap manusia dapat dikategorikan menjadi dampak deterministik, yaitu dampak yang dapat diketahui dalam waktu dekat.

"Selain itu dampak radiasi juga bersifat stokastik artinya dampak ini tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat," tambah Heru.

Batasan paparan radiasi yang boleh diterima masyarakat umum sebesar 1 mili Sievert/tahun atau setara dengan 0,5 microSievert/jam. Sedangkan batasan terjadinya efek deterministik berbeda untuk setiap organ tubuh, bergantung sensitivitas masing-masing organ terhadap radiasi.

Alat yang digunakan untuk pengecekan WBC ini menurut Heru, merupakan alat pendeteksi kontaminasi yang didesain khusus untuk mendeteksi kontaminasi pada manusia. "Alat tersebut terdiri dari alat deteksi zat radioaktif yang mampu membedakan jenis zat radioaktif, seperti Kalium-40, Caesium-137, Cobalt-60 dan lain-lain, dan meja pasien yang bergerak secara otomatis," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya