Co-Working Space, Fasilitas Gratis dari untuk Generasi Muda di Banyuwangi

Komunitas fotografi salah satunya yang menggelar diskusi untuk umum. Tema yang diangkat menarik dan peserta tidak dipungut biaya.

oleh stella maris pada 29 Feb 2020, 13:03 WIB
Diperbarui 29 Feb 2020, 14:33 WIB
Co-working space di Banyuwangi
Dari perpustakaan mini yang terbengkalai, kini menjadi co-working space bagi generasi muda yang ingin lebih produktif dan kreatif.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali menciptakan 'wajah baru' untuk daerahnya. Ya, ruang kosong yang ada di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sayuwiwit yang semula adalah perpustakaan kecil terbengkalai, diubah menjadi co-working space. 

Co-working space itu tentunya diperuntukan bagi generasi muda yang ingin lebih produktif dan mengasah kreativitasnya. Tepatnya sejak 2019, ruang kosong itu mulai dimanfaatkan, salah satunya oleh Komunitas Fotografi Pewarta Photo Plat P (P4) yang beranggotakan jurnalis maupun kontributor foto di Tapalkuda.

Komunitas P4 rutin menggelar diskusi setiap Jumat malam setiap pekan. Di tempat itu, mereka berdiskusi, belajar bersama.

"Kami bersyukur bisa menemukan tempat ini. Sebelumnya kami gelar diskusi foto bersama komunitas maupun pemuda yang ingin sama sama belajar fotografi di cafe dan warung kopi. Di sini tempat untuk belajar bersama, tidak saling menggurui, tapi berbagi tentang ilmu fotografi," kata Budi Chandra, Ketua Komunitas P4, Jumat (28/2).

Terbuka untuk Umum dan Gratis

Diskusi Fotografi di Banyuwangi
Komunitas P4 menggelar diskusi dengan tema menarik yang terbuka untuk umum dan gratis.

Malam nanti, kata Budi, P4 akan menggelar diskusi tentang Fotografi Pernikahan dan Bisnisnya. Diskusi berlangsung pukul 19.00 WIB hingga selesai.

"Semua orang yang tertarik hadir dipersilakan, kami terbuka, bisa saling memberi masukan terkait materi diskusi. Dan ini gratis tidak dipungut biaya," katanya.

Diskusi fotografi biasanya ditentukan sesuai kesepakatan anggota diskusi. Selama ini, P4 bersama komunitas lainnya telah membawakan beragam materi foto mulai dari teknik landscape, foto jurnalistik, foto kuKomliner dan produk, dan lainnya.

"Saya berharap, diskusi semacam ini bisa membuat kemampuan fotografi di Banyuwangi semakin berkualitas. Serta membuat komunitas foto di Banyuwangi semakin kompak. Dan satu lagi, bisa mengenalkan Banyuwangi melalui fotografi," ujarnya.

Fasilitas Lengkap

Beberapa tamu yang pernah diundang untuk hadir menjadi pembicara seperti Arief Siswandono terkait komposisi fotografi, Pewarta Foto Antara Agung Rajasa yang menceritakan Perjalanan KRI Bima Suci, Pengalaman liputan Pewarta Kompas Adrian, Pengalaman Wild life Photography Willi Ekarianto dan lainnya.

"Semua teman sharing itu kebetulan pas berkunjung ke Banyuwangi, dan kami undang untuk bergabung dalam agenda diskusi," terangnya.

Ruangan tersebut juga dilengkapi dengan meja-kursi, colokan listrik, layar monitor, dan akses internet. Ruangan seluas 4x8 tersebut juga didesain dengan konsep yang nyaman, tersedia Air Conditioner (AC) dan penerangan lampu seperti interior cafe.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian, Budi Santoso menjelaskan, ruang tersebut sengaja disediakan di ruang publik agar menjadi pusat aktivitas pemuda yang produktif, seperti membuat karya, diskusi, pelatihan-pelatihan seputar ekonomi kreatif dan start-up.

"Infrastruktur ini mau diapakan, tapi kalau hanya dipakai main game saja sama anak-anak kan tidak produktif. Kami berupaya membuat infrastruktur ini jadi hal yang produktif," kata Budi Santoso.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya